HUMAN INTEREST

Kisah Pertemuan Dua Jenderal, Kenang Kisah Natuna Lewat Kopi Puntang Khas Jawa Barat

Saat KSAL Laksamana Yudo mengunjungi kantor BNPB, dalam pertemuan mereka, Tuan rumah Letjen TNI Doni Monardo menyuguhkan Kopi Puntang khas Jawa Barat.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
Suasana pemulangan ratusan WNI di hanggar Lanud Raden Sajad, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri. 

Saat itu Letjen TNI Doni Monardo dalam kapasitas sebagai Kepala BNPB, sedangkan Laksamana Madya (saat itu) Yudo Margono sebagai Panglima Kogabwilhan 1, keduanya masih berpangkat Bintang 3 ketika itu.

Namun karier Yudo melejit, satu bulan terakhir Yudo langsung mengemban amanah sebagai orang nomor satu di TNI AL. Jabatan barunya pun disusul penambahan bintang dipundaknya.

Meski sudah 4 bintang berderet di pundaknya, Laksamana Yudo masih terlihat ramah dan selalu tampak sederhana.

"Dalam pertemuan saya dengan Letjen Doni kami berbincang, ngobrol mengenang saat menangani ratusan WNI Wuhan Natuna dan Sebaru," ucapnya.

Disinggung bagaimana kondisi hanggar Lanud Raden Sajad yang kala itu digunakan untuk tempat observasi WNI Wuhan, kata Yudo semuanya sudah kembali normal dan steril.

Tak hanya cerita dua jenderal itu tentang kerjasama spartan dan solid waktu mengkarantina ratusan WNI di Natuna.

Jurnalis TribunBatam.id pun ikut terlibat mengawal kinerja dan pemberitaan informasi masa pengkarantinaan 238 WNI di Natuna waktu itu.

Bahkan cerita jurnalis TribunBatam.id kala itu sering bersama Laksamana Yudo, sehingga Yudo ingat betul kala kegiatan olahraga waktu itu di Kabupaten Natuna.

Klarifikasi Kak Seto Soal Akun Gunakan Namanya, Sebut Nama Suami KD Jadi Raul Gonzales

Ketika Natuna dipilih untuk tempat observasi ratusan WNI dari Wuhan membuat dua jenderal ini segera menghadap Menko PMK dan Menteri Kesehatan.

Masih segar dalam ingatan Laksamana Yudo dan Letjen Doni, bahwa menit, jam, dan hari-hari yang bergulir sejak pertemuan akhir Januari 2020 itu menjadi waktu yang berputar dengan torsi penuh. Sangat kencang, tetapi harus dijaga agar tetap presisi.

Betapa tidak. Keesokan harinya, 1 Februari 2020 satu pesawat komersial berikut tenaga medis diterbangkan ke Wuhan, menjemput WNI plus personel dari KBRI Beijing.

Kabupaten Natuna adalah tempat yang dipilih untuk mengkarantina mereka. “Semula mau memakai Komplek Komposit Marinir, tapi urung, dan akhirnya diputuskan memakai hangar Pangkalan Udara (Lanut) Raden Sajad Saleh,” ujar alumnus AAL angkatan ke-33 tahun 1988 itu.

Pembatalan pemakaian Komplek Komposit Marinir yang menjadi markas prajurit serta gudang persenjataan itu, karena dua alasan.

Dorce Gamalama Mengalami Pusing hingga Muntah, Singgung Saat Makan Bersama Raffi Ahmad

Pertama, lokasinya harus dilalui melintas Kota Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, ibukota Kabupaten Natuna. Kedua, fasilitas yang ada di komplek itu dinilai kurang memadai.

“Mengapa menjadi kenangan tak terlupakan? Bayangkan, dalam waktu kurang dari dua hari, kami harus mengubah hangar menjadi lokasi karantina,” kisah Laksamana Yudo.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved