SEMENANJUNG KOREA MEMANAS

Dahsyatnya Serangan Korea Utara Hancurkan Pos Perbatasan Kaesong, Kini Korut Kerahkan Tentara

Sehari setelah penghancuran kantor pos penghubung tersebut, Korea Utara akan memindahkan pasukan ke dua zona bisnis antar-Korea dekat perbatasan

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
yonhap/via koreatimes.co.ko
Serangan dahsyat Korea Utara menghancurkan Pos Perbatasan Kedua Negara, Selasa (16/6/2020) siang 

TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Korea Utara tidak main-main dengan ancamannya terkait aksi propaganda para pembelot yang terkesan dibiarkan Korea Selatan.

Pyongyang memberi bukti dengan menghancurkan pos penjaga perbatasan dengan serangan rudal.

Sebuah foto yang disiarkan televisi menunjukkan dahsyatnya serangan yang dilancarkan Korea Utara di perbatasan tersebut.

Hasil, Klasemen dan Top Skor Liga Spanyol Setelah Villarreal & Barcelona Menang, Lionel Messi 21 Gol

Video Gol dan Highlight Pertandingan Barcelona vs Leganes, Ansu Fati dan Lionel Messi Cetak Gol

Data Corona 34 Provinsi Indonesia Rabu (17/6) Pagi, Total 40,400, Sembuh 15.703, Dirawat 22,466

Padahal pos perbatasan itu dibangun berdasarkan kesepakatan kedua negara untuk mengurangi ketegangan.

Kini, ketegangan kembali memuncak dengan dihancurkannya pos tersebut oleh Korea Utara.

Sehari setelah penghancuran kantor pos penghubung tersebut, Korea Utara akan memindahkan pasukan ke dua zona bisnis antar-Korea dekat perbatasan.

Dikutip dari KoreaTimes.co.kr, hari ini, Korea Utara memindahkan pasukan ke komplek industri di kota perbatasan Kaesong dan zona wisata Gunung Kungang di pantai timur yang hari ini ditutup setelah serangkaian serangan yang dilakukan Korea Utara

Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea mengatakan akan mengirimkan "semua jenis latihan militer reguler" dekat perbatasan antar-Korea sebagai langkah nyata untuk menghapuskan kesepakatan militer pengurangan ketegangan yang ditandatangani kedua Korea pada tahun 2018.

"Satuan-satuan dari tingkat resimen dan sub-unit daya tembak yang diperlukan dengan misi pertahanan akan dikerahkan di kawasan wisata Gunung Kumgang dan Kawasan Industri Kaesong di mana kedaulatan Republik kita dilaksanakan," kata juru bicara Staf Umum dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh Kantor Berita Pusat Korea.

"Unit artileri yang dikerahkan di seluruh garis depan termasuk front angkatan laut barat daya akan memperkuat mereka yang bertugas tempur, meningkatkan tingkat tugas penjaga depan ke sistem tugas tempur kelas atas di seluruh garis depan dan akan melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di daerah yang dekat dengan perbatasan, "tambah juru bicara itu.

Hasil Liga Spanyol Barcelona vs Leganes, Lionel Messi Cetak Gol Penalti, Barcelona Menang

Punya Anak Laki-laki, Apakah Akan Ikut Jejak Ayahnya Jadi Pemain Bola? Ini Kata Irfan Bachdim

Cerita Irfan Bachdim Alami Rasis di Belanda Karena Berdarah Indonesia: Tua Nanti Saya Tetap di Sini

Pejabat itu mengatakan "pos polisi sipil" yang telah ditarik kembali dari Zona Demiliterisasi mengangkangi perbatasan antar-Korea di bawah kesepakatan militer "akan dibentuk lagi untuk memperkuat penjaga di garis depan" dan membuka area di sepanjang perbatasan untuk mendukung pengiriman selebaran oleh orang-orangnya sendiri ke Selatan.

Staf Umum akan "menyusun rencana aksi militer terhadap musuh ini secara lebih rinci" dan berencana untuk menyerahkannya kepada Komisi Militer Pusat Partai Buruh untuk persetujuan "pada tanggal paling awal," kata KCNA.

KCNA juga mengatakan bahwa Korea Utara juga "dengan tegas" menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus untuk meredakan ketegangan, menyebutnya sebagai proposal "tidak bijaksana" dan "jahat".

"Kesal dengan serangan pembalasan terberat terhadap musuh yang diambil oleh kami, pihak selatan mengirim pesan bahwa 'Presiden' Moon Jae In berharap mengirim utusan khusus kepada Ketua Komisi Urusan Negara kami," kata KCNA.

"Setelah pesan mendesak yang dikirim oleh pihak selatan dengan tergesa-gesa, Kim Yo Jong, wakil direktur departemen pertama Komite Sentral Partai Buruh Korea, mengumumkan pendirian bahwa kami dengan tegas menolak proposal yang tidak bijaksana dan menyeramkan," demikian tulis KCNA.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved