Jadi Sumber Air Baku, Inilah Profil Enam Waduk di Kota Batam, Paling Luas Duriangkang

Ada enam waduk di Batam yang masih berfungsi secara optimal untuk menampung air hujan. Di antaranya Waduk Duriangkang

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA humas BP Batam
Penampakan salah satu waduk di Batam dari foto udara. Sumber air baku di Batam selama ini berasal dari air hujan yang ditampung di waduk-waduk 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Satu-satunya sumber air baku di Kota Batam berasal dari waduk yang menampung air hujan. Saat ini, ada sebanyak enam waduk di Kota Batam yang masih berfungsi secara optimal, yaitu Waduk Duriangkang, Waduk Muka Kuning, Waduk Nongsa, Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, dan Waduk Tembesi.

Adapun profil dari keenam waduk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Waduk Duriangkang merupakan waduk terbesar di Kota Batam. Lokasi waduk ini bertempat di antara Kelurahan Muka Kuning dan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk.

Waduk Duriangkang dibangun sejak tahun 1990, dan tahun operasinya dimulai sejak 2001. Area tangkapan airnya seluas 7.259,10 hektare, panjang bendungannya 952 meter, dengan tinggi 10 meter.

Kapasitas waduk tersebut sebesar 101, 2 juta m² dengan fungsi penyedia air baku 3000 liter per detik.

2. Waduk Muka Kuning, berlokasi di Kelurahan Muka Kuning, Kecamatan Sei Beduk. Pertama dibangun pada tahun 1989, dengan tahun operasi 1991.

Waduk ini memiliki luas area tangkapan air sebesar 944,69 hektare, dengan tinggi bendungan 28,5 meter. Dengan panjang bendungan 300 meter, waduk ini dapat mengalirkan air 310 liter per detik.

3. Waduk Nongsa, terletak di Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa. Waduk ini dibangun tahun 1978, dan pertama kali beroperasi setahun setelahnya.

Area tangkapan air di waduk ini bersinggungan dengan area tangkapan air di Waduk Duriangkang, yakni sebesar 212,25 hektare. Tinggi bendungan yaitu 16 meter, dan panjangnya 210 meter.

Dengan kapasitas tampungan 0,724 juta m³, waduk ini dapat mengalirkan air sebanyak 60 liter per detik.

4. Waduk Sei Harapan, berlokasi di Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, dibangun pada tahun 1978 dan tahun operasinya 1979.

Luas area tangkapan airnya sebesar 993,02 hektare dengan tinggi 17 meter dan panjang bendungan 250 meter. Bendungan berkapasitas 3,637 juta m³ ini dapat mengalirkan air baku 210 liter per detik.

5. Waduk Sei Ladi, berlokasi di Kelurahan Baloi Indah, Kecamatan Sekupang, dibangung pada tahun 1985 dan pertama beroperasi di tahun 1986.

Waduk ini memiliki area tangkapan air sebesar 1010,07 hektare, dengan tinggi 22 meter dan panjang bendungan 510 meter. Dengan kapasitas tampungan 9,448 juta m³, waduk ini dapat mengalirkan air baku sebanyak 240 liter per detik.

6. Waduk Tembesi, berlokasi di Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung. Telah dibangun sejak tahun 2014, waduk ini belum resmi beroperasi. Rencananya, air baku di waduk Tembesi ini akan dialirkan untuk menambah ketersediaan air di Waduk Muka Kuning.

Tinggi bangunan Waduk Tembesi sekitar 10 meter, dan panjang bendungannya 2016 meter. Berkapasitas tampungan 56,820 juta m³, rencananya waduk ini dapat mengalirkan air baku 600 liter per detik.

Manajer Air Baku, Badan Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Hadjad Widagdo menyatakan, semua waduk di Kota Batam dirancang bersifat single purpose. Tujuan utama ini berarti, waduk di Kota Batam hanya berfungsi sebagai penyedia air baku untuk konsumsi domestik dan kawasan industri saja.

"Pembangunan waduk-waduk kita di Batam ini sifatnya single purpose, artinya tujuan utamanya hanya satu yaitu penyedia air baku saja," ujar Hadjad, Rabu (17/6/2020).

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved