VIRUS CORONA DI KEPRI

Tak Mau Ambil Risiko, Disdik Kepri Sebut Seluruh Kegiatan Belajar Mengajar Masih Sistem Online

Pemahaman pelajar dikhawatirkan juga belum bisa dipastikan dapat mengikuti sesuai protokol kesehatan dalam mencegah Covid-19.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Muhammad Dali menyebutkan, kegiatan belajar mengajar di Provinsi Kepri masih dilakukan secara online. Mendikbud Nadiem Makarim sebelumnya mengeluarkan kebijakan kelonggaran untuk kegiatan belajar tatap muka di daerah zona hijau Covid-19. 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Proses belajar mengajar pada setiap jenjang pendidikan di Provinsi Kepri masih dilakukan dari rumah secara daring (online).

Kebijakan ini diambil Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, meski daerah tersebut berstatus zona hijau Covid-19.

Pemerintah sebelumnya memutuskan kegiatan belajar mengajar di zona hijau sudah bisa masuk sekolah dengan sistem tatap muka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan, terdapat enam persen wilayah di Indonesia yang telah merepresentasikan masuk zona hijau.

Pemerintah daerah yang wilayahnya masuk dalam kategori zona hijau dipersilahkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka, dengan syarat salah satunya membatasi jumlah peserta didik yang hadir dalam kegiatan belajar tatap muka.

"Kesimpulan sementara, daerah zona merah, kuning, hijau belum kita buka sekolah. Tetap belajar melalui daring sampai ada keputusan lanjutnya," ucapnya saat diwawancara di Kantor DPRD Kepri, Tanjungpinang, Rabu (17/6/2020).

Ia mengungkapkan, antisipasi penyebaran Covid-19, menjadi alasan kegiatan belajar mengajar masih dipilih secara online.

"Kami gak mau ambil risiko. Apalagi sumber penularan dari manusia ke manusia. Pemahaman pelajar dikhawatirkan juga belum bisa dipastikan dapat mengikuti sesuai protokol kesehatan," sebutnya kembali.

Belum kembalinya proses belajar-mengajar di sekolah, juga masih diterapkan Disdik Kota Tanjungpinang.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Atmadinata mengatakan, sampai saat ini belum ada direncanakan jadwal kembalinya siswa belajar di rumah.

"Belum ada, siswa masih belajar melalui daring," ujarnya.

BREAKING NEWS, Sempat Dikira Boneka, Nelayan Karimun Temukan Mayat Balita Mengapung di Sei Raya

Kabar Terbaru Tiara Lestari, Mantan Model Majalah Playboy Kelahiran Solo

Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan kota Tanjungpinang telah melaksanakan survei terhadap orang tua atau wali murid terhadap kesiapan pembukaan kembali sekolah untuk kegiatan tatap muka.

"Kalau dari hasil itu disampaikan Disdik hanya 8,7 persen dari total 6379 responden setuju apabila sekolah tatap muka dibuka saat ini," ungkapnya.

Hasil survei tersebut ternyata juga dilakukan Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjungpinang, Tri.

Dari 200 orang tua atau wali murid, diperoleh hasil hanya 14 orang saja yang setuju pembukaan kembali sekolah dalam bentuk tatap muka.

Juliawati salah satu orang tua siswa di Tanjungpinang sangat tenang atas keputusan dinas pendidikan.

"Baguslah kalau belum belajar di sekolah. Pastinya kami orang tua akan sangat cemas bila sudah kembali belajar di sekolah," ucapnya.

Bukan tanpa alasan. Walapun Tanjungpinang saat ini tidak ada penambahan kasus positif, jangan sampai berkumpulnya siswa di Sekolah menjadi kasus baru yang muncul.

"Tunggu saja dulu kalau benar-benar kondisinya sudah membaik. Tidak semua siswa yang benar-benar paham terhadap protokol kesehatan," ucapnya yang memiliki anak sebagai siswa di jenjang SMA, SMP, dan SD di Tanjungpinang.

Wali kota Batam Kaji Kebijakan Mendikbud

Wali kota Batam, Muhammad Rudi akan mempertimbangkan kebijaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang menyatakan kegiatan belajar kembali normal dengan jumlah peserta didik dibatasi 18 orang per kelas.

Menurutnya, untuk tingkat Sekolah Dasar, kecil kemungkinan untuk beraktivitas belajar kembali di sekolah.

Rudi khawatir, pelajar tingkat Sekolah Dasar belum bisa menerapkan protokol kesehatan di sekolahnya.

Sementara keputusan untuk wilayah yang bisa membuka sekolah hanya zona hijau saja, hal tersebut adalah keputusan gugus tugas.

"Kalau shift pagi sore, akan kami hitung kembali. Kalau tak siap, hanya beberapa sekolah saja karena jumlah muridnya terlalu banyak," ujarnya saat berada di Kantor Pemerintah Kota (Pemko) Batam lantai IV, Selasa (16/6/2020).

Ditempat yang terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan, sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat webinar kemarin jelas disampaikan bahwa zona kuning, orange hingga merah dilarang membuka sekolah.

Menurutnya, Kota Batam harus mengacu kepada keputusan tersebut.

Ia menambahkan apabila status Kota Batam masih berada pada zona merah, tentunya masih dilarang proses belajar mengajar dengan sistem tatap muka.

Kabar Terbaru Tiara Lestari, Mantan Model Majalah Playboy Kelahiran Solo

Sedangkan untuk zona hijau, proses belajar mengajarnya harus diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Namun kitakan punya pimpinan. Biarlah nanti Pak Wali kota Batam yang memutuskan. Kami dari Dinas Pendidikan mengacu kepada kedua itu. Kalau mau proses belajar mengajar di sekolah dimulai, harus melalui persetujuan wali kota, persetujuan orangtua, kesiapan sekolah, dan lainnya," kata Hendri.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan kegiatan belajar mengajar di sekolah di zona hijau tidak bisa langsung diterapkan seperti dahulu.

Menurutnya, harus ada pembatasan demi menghindari penularan virus corona (Covid-19).

"Jika dia mulai pembelajaran tatap buka, tidak bisa normal dulu. Dua bulan pertama ada beberapa restriksi," ujarnya melalui konferensi video, Senin (15/6/2020) lalu.

Restriksi pertama, sekolah harus mengurangi jumlah siswa dalam satu kelas. Saat sekolah dibuka, Nadiem membatasi jumlah siswa 18 orang per kelas.

Mengerikan Efek Konsumsi Air Isi Ulang, Ternyata Bisa Datangkan Hal Ini di Dalam Tubuh

Artinya jumlah siswa dipangkas setengahnya. Pada keadaan normal jumlah rata-rata siswa bisa 28 sampai 30 orang per kelas. Otomatis, sekolah harus menerapkan pembelajaran dengan pembagian jadwal masuk.

"Kami berikan kebebasan unit pendidikan seperti apa. Mau per hari, per minggu, per angkatan kelas," kata Nadiem.

Kemudian, Nadiem menekankan siswa hanya boleh beraktivitas di dalam kelas ketika bersekolah. Jam istirahat di kantin, ekstrakurikuler, maupun aktivitas di luar kelas tidak boleh dilakukan.

Pemerintah Kota (Pemko) Batam sebelumnya menyepakati kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan pada 13 Juli 2020 mendatang, sesuai dengan pada tahun ajaran baru.

Keputusan itu diambil berdasarkan rapat bersama dengan kepala sekolah dan tenaga pendidik TK, SD dan SMP baik negeri maupun swasta di Panggung Engku Putri, Batam Centre.

Resep Stroberi Yoghurt Susu, Minuman Segar yang Menyehatkan, Cocok Diminum Saat Malam Hari

Lihat Kamar Kosnya Dulu, Ruben Onsu Sedih Saat Kenang Masa Lalu Bersama Olga Syahputra

“Tanggal 13 Juli, sepakat murid masuk semua, kalau tidak ada perubahan,” ujar Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Kamis (28/5/2020).

Rudi melanjutkan walaupun peserta didik masuk 13 Juli 2020, tenaga pengajar dan kepala sekolah tetap masuk pada tanggal 2 Juni 2020 ini. Hal itu guna mempersiapkan ujian semester yang dilakukan secara daring.

“Supaya guru-guru mempersiapkan ujian smester,” kata dia.

Pada saat itu, Rudi meminta agar kepala sekolah dan guru bisa mempersiapkan juga tahun ajaran baru di masa pandemi Covid-19 ini. Karena Ia memperkirakan virus ini belum akan berakhir sampai akhi tahun. Protokol kesehatan harus diterapkan, dengan jaga jarak dan memakai masker.

“Mohon bapak/ibu pikirkan bagaimana caranya, supaya protokol kesehatan diterapkan,” ucapnya.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved