BATAM TERKINI

Komisi III DPRD Batam Bakal Sidak ke Lokasi Longsor Tanjunguma, Undang Perusahaan dan Pihak Terkait

Setelah sidak ke lokasi longsor di Tanjunguma, Komisi III DPRD Batam rencananya segera menjadwalkan untuk mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP).

DOK DPRD BATAM
Anggota Komisi III DPRD Batam, Rohaizat bakal sidak ke lokasi longsor di Tanjunguma, Kota Batam, Provinsi Kepri Senin (22/6) besok. 

Alhasil, tembok depan rumah Perpetua terpaksa dijebol agar air dapat segera mengalir keluar. Hasil menjebol tembok rumah itu masih tampak menganga dengan ditutupi sehelai gulungan kain.

Salah seorang warga, Perpetua, menunjukkan jebolan lubang di dinding rumahnya untuk menyurutkan banjir, Minggu (21/6/2020).
Salah seorang warga, Perpetua, menunjukkan jebolan lubang di dinding rumahnya untuk menyurutkan banjir, Minggu (21/6/2020). (TRIBUNBATAM/HENING)

"Ada dua sampai tiga jam menyiduk air, tapi tak surut-surut, jadinya dipaksa lah tembok dijebol," ungkap Perpetua.

Lain lagi dengan Ian, dirinya mengaku masih bisa bersabar menyiduk air banjir dari rumahnya dengan menggunakan gayung sampai surut.

Namun, akibat genangan banjir tersebut, dua buah kasur miliknya basah kuyub, sehingga Ian harus tidur dengan alas seadanya pada malam hari kemarin.

"Kalau bisa tidur berdiri, tidur berdiri lah kami. Kadang kalau hujan deras di malam hari malah kami tak tidur sampai reda, waspada siapa tahu mau banjir lagi," ujarnya.

Kerugian juga dirasakan oleh Buya, seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan adonan roti untuk menghidupi keluarganya.

Akibat banjir kemarin, Buya tidak sempat menyiapkan adonan roti untuk jualannya hari ini.

Padahal, di tengah wabah Covid-19 ini berjualan roti adalah satu-satunya sumber penghasilan bagi Buya dan keluarga.

Sebab, sang suami mendapat PHK dari perusahaan tempatnya semula bekerja, karena pandemi Covid-19.

"Mau bagaimana, suami sudah di-PHK, jadinya saya aja yang kerja untuk makan dua anak juga. Tapi karena banjir gini, tak sempat lah mau buat adonan. Kulkas pun rusak tergenang air," tambah Buya.

Saat ini, sebagian warga telah melakukan upaya mediasi kepada pihak perusahaan pemilik lahan di mana air bah kerap mengalir dari lahan tersebut yang mengakibatkan banjir di Kampung Tengah, Bukit Timur, Tanjung Uma.

Upaya mediasi tersebut, menurut Hendrik selaku Ketua RT, ditengahi oleh pihak Kepolisian, antara perwakilan warga, dan perusahaan.

Tuntutan dari warga, agar pihak perusahaan dapat bertanggungjawab atas kerusakan yang ditanggung warga akibat banjir kiriman dari lahan perusahaan tersebut.

Hendrik menambahkan, sebelumnya, pihak perusahan sudah pernah memberikan uang ganti rugi untuk dampak banjir beberapa tahun lalu, yakni sebesar Rp 500 ribu per rumah.

"Mediasi kemarin itu, ada pihak Kepolisian juga, tapi masih belum tahu hasilnya, katanya besok," jawab Hendrik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved