Kantor Lurah Tembesi Kebanjiran, Air Sampai Selutut Orang Dewasa
Banjir di kantor lurah Tembesi terjadi pada Minggu (21/6/2020) diduga berasal dari kiriman air hujan yang datang dari 2 perumahan di sekitarnya.
"Bukan cuma banjir aja ini, tapi bercampur lumpur, semua mengotori rumah," ungkap Hendrik.
Sekitar 20 rumah terendam banjir kala itu, sebagian besar sudah dikeringkan sendiri oleh warga, dan sebagian lainnya masih tergenang.
Menurut kesaksian beberapa warga, air yang membanjir mencapai batas paha, dan membuat beberapa perabotan warga rusak.
"Biasanya kalau hujan, air memang mengalir ke sini, dan sering banjir. Tapi kemarin itu yang terparah," ujar Hendrik, dengan diiyakan oleh sebagian warga.
Para pemuda Tanjung Uma pun dikerahkan untuk bahu membahu membuka jalanan yang dipenuhi lumpur dan genangan air bah tersebut. Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Kepri pun turun ke lokasi, beserta petugas PLN yang berkepentingan memperbaiki tiang listrik yang tumbang.
Selama sekitar dua jam lebih memperbaiki kerusakan jalan di tengah hujan mengguyur, akhirnya jalanan dapat dipakai kembali sejak Sabtu (20/6) sekira pukul 16:00 WIB.
Warga Semalaman Tak Tidur
Banjir telah surut di sekitar jalan masuk pemukiman Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam. Namun, dampak dan kerugian masih dirasakan oleh warga Bukit Timur kelurahan tersebut.
Berlokasi tepat di samping jalan dan saluran drainase, dengan ketinggian cukup rendah, kampung ini jadi sasaran utama banjir tiap kali hujan deras melanda.
Sebagian besar warga mengeluhkan perabotan rumahnya rusak akibat tergenang air, pada Sabtu (20/6) lalu.
Air setinggi paha tersebut menggenangi perabotan rumah tangga seperti lemari, kulkas, dan tempat tidur di sekitar 20 rumah.
Perpetua, salah seorang warga yang menjadi korban banjir, mengaku kesulitan kala banjir menggenangi rumah miliknya.
Ia sempat berusaha mengeluarkan air dari dalam rumah dengan menggunakan gayung, namun saking melimpahnya, wanita itu pun kelelahan.

Alhasil, tembok depan rumah Perpetua terpaksa dijebol agar air dapat segera mengalir keluar. Hasil menjebol tembok rumah itu masih tampak menganga dengan ditutupi sehelai gulungan kain.
"Ada dua sampai tiga jam menyiduk air, tapi tak surut-surut, jadinya dipaksa lah tembok dijebol," ungkap Perpetua.