Sukses Tes Pada Hewan, Inggris Mulai Lakukan Uji Coba Vaksin Covid-19 ke Manusia
Inggris telah melakukan uji coba vaksin virus Corona kepada manusia. Sejumlah relawan di Inggris telah diimunisasi dengan vaksin Covid-19 tersebut.
Untuk mendapatkan dosis yang cukup untuk seluruh dunia, perlu sejumlah uji vaksin yang berhasil.
"Kami telah dapat menghasilkan vaksin dari awal dan membawanya ke percobaan manusia hanya dalam beberapa bulan," kata Profesor Shattock.
"Jika pendekatan kami berhasil dan vaksinnya memberikan perlindungan efektif terhadap penyakit, itu dapat merevolusi cara kami merespons wabah penyakit di masa mendatang," lanjut dia.
Kepala penelitian ini, Dr Katrina Pollock, menyebutkan, ia tidak akan mengerjakan uji coba ini jika tidak merasa optimistis melihat respons imun yang baik pada peserta uji coba.
"Data pra-klinis tampak sangat menjanjikan. Kami mendapatkan respons antibodi penetral yang merupakan respons kekebalan yang ingin Anda lindungi dari infeksi.
Tetapi masih ada jalan panjang untuk mengevaluasi vaksin ini," ujar dia.
Penelitian ini didanai sebesar 41 juta poundsterling dari Pemerintah Inggris dan 5 juta poundsterling dari sumbangan lainnya.
Dipercaya Lebih Cepat Deteksi Covid-19, Tes Air Liur 'Tanpa Usap' Diuji Coba di Inggris
Salah satu cara untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19 adalah lewat tes air liur.
Di Inggris, tengah ada rangkaian pengujian Covid-19 mingguan dengan menggunakan tes air liur "tanpa usap (swab)".
Tepatnya di Inggris Selatan metode ini sedang diuji coba.
Dipercaya dapat menghasilkan cara yang lebih sederhana dan lebih cepat untuk mendeteksi penyebaran virus, kata pemerintah Inggris, Senin.
"Pengujian air liur berpotensi mempermudah orang-orang untuk melakukan tes virus Corona di rumah, tanpa harus menggunakan swabs," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
"Uji coba ini juga akan membantu kita mengetahui apakah pengujian rutin di rumah dapat menemukan kasus virus lebih awal."
Tes tersebut tidak menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) standar, yang oleh ahli disebut dapat meloloskan kasus, akibat kesalahan dalam pengambilan sampel dari belakang tenggorokan menggunakan alat nasopharyngeal swab.