BATAM TERKINI

JADWAL Kapal ke Singapura dan Malaysia dari Pelabuhan Internasional Batam Center Belum Berubah

Sebagai satu-satunya pelabuhan internasional yang beroperasi di Batam, jadwal dan jumlah pelayaran Pelabuhan Internasional Batam Center masih sama.

TRIBUNBATAM.ID/ZABUR ANJASFIANTO
Suasana di Pelabuhan Internasional Batam Center, belum lama ini. Berdasarkan pantauan TRIBUNBATAM.id, hanya ada sekitar 10 pengunjung dalam area pelabuhan tersebut, menunggu kapal tiba dari Stulang Laut pada pukul 15:30 WIB. 

Pengalaman ‘lockdown’ juga dialami ekspatriat Singapura lainnya di Batam.

Kebanyakan mereka bekerja di komplek Batamindo, Mukakuning, kompleks Panbill Industrial Park, dan beberapa kawasan industri dan manufaktur di Batam.

Sebaliknya, keluarga para diplomat yang ada di Singapura, juga memilih tetap menjalani periode circuit breaker, pemutusan mata rantai Covid-19, di Negeri Singa, tinimbang menemani pasangannya di Batam.

Mark menyebutkan, ada sekitar 200-an expatriat level direktur, manager, dan tenaga ahli, yang memilih menjalani masa New Normal di Batam.

Seperti negara-negara lain, meski pemerintah Singapura, hingga akhir Juni ini, masih mengetatkan pintu masuk, namun tetap ada pengecualian.

“Sampai ditemukan vaksin tetap, kitasaya pikir semua negara masih terus waspada dan tetap menutup pintu perbatasan untuk keselamatan warga-nya.”

Warga Negara Singapura di luar negeri tetap bisa masuk. 

Pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Izin Tinggal Tetap ( KITAP) pemegang paspor diplomatik, pekerja tugas essensial, aparat keamanan, permanent resident (PR), pemegang long term visit pass (siswa dan mahasiswa negara asing yang belajar di Singapura), dan pemegang paspor temporary work permit.

Hanya saja, jelasnya, kebanyakan mereka, memilih tetap di rumah dan di negaranya.

Kalaupun, sekolah, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, atau community center mulai dibuka terbatas di Singapura, sejak awal Juni lalu, itu lebih karena pertimbangan psikologis. 

“Pemerintah membayangkan kondisi kejiwaan warga yang sudah lebih 100 hari ’stay at home’. Mereja juga rindu bersosialisasi,” ujarnya. 

Mantan Konjen Singapura di Medan ini, menyebutkan hingga kini ‘belum ada kepastian waktu’, dari pemerintah Singapura dan Indonesia, kapan pintu perbatasan kembali dibuka untuk warga umum seperti sedia kala.

Bukan hanya Singapura, jelas dia, hampir semua negara di dunia, juga memilih mendahulukan keselamatan nyawa dan kesehatan warga dari virus Corona, ketimbang opsi pemulihan aktivitas ekonomi, seperti mengizinkan kunjungan wisatawan.

Dia mencontohkan, New Zaeland, Korea Selatan, dan Beijing. Awal Juni lalu, ketiga negara ini mulai membuka aktivitas ruang publik.

Namun, setelah tiga pekan, muncul lagi kasus-kasus baru di tiga negara itu. Pemerintah setempat, kembali memperketat penerapan ‘social distancing;.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved