TRIBUN WIKI

Mengenal Altitude Sickness, Penyakit Ketinggian yang Rentan Dialami Pendaki Gunung

Altitude sickness terjadi ketika tubuh tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan bertekanan rendah atau rendah oksigen.

kieferpix via Kompas.com
ILUSTRASI - Pendaki rentan mengalami altitude sickness saat naik ke ketinggian 

Hal ini membuat pernapasan menjadi terengah-engah hingga memicu gejala seperti orang yang sedang mabuk, contohnya sakit kepala.

Ketika tubuh Anda berada dalam situasi yang penuh tekanan disertai dengan oksigen rendah dan tekanan udara yang rendah, Anda perlu beradaptasi.

Jika tidak dapat beradaptasi dengan ketinggian, hal itu dapat menyebabkan pembengkakan pada beberapa organ tubuh, khususnya otak dan paru-paru.

Gejala

Orang yang mengalami penyakit ketinggian bisanya merasakan gejala berikut :

- kelelahan

- sakit kepala

- mual

- sesak napas

- gangguan tidur.

Gejala tersebut biasanya terjadi setelah beberapa jam kita berada di tempat yang tinggi dan mereda ketika tubuh bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Dalam beberapa kasus, tubuh manusia tidak bisa menyesuaikan diri dengan ketinggian sehingga bisa mengalami komplikasi seperti merasa kebingungan, kesulitan berjalan, sakit kepala yang parah, sesah, dan batuk darah.

Jika gejala yang dialami termasuk ringan, kita bisa mengatasinya hanya dengan beristirahat selama beberapa menit.

Saat gejala yang terjadi tergolong parah, ada baiknya untuk segera mencari pertolongan medis.

Cara mencegah

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved