PPDB KEPRI
PPDB Kepri 2020 Sisakan Masalah, Orantua Siswa Protes Anak Tak Masuk SMAN 3 Batam
PPDB Kepri 2020 menyisakan persoalan, puluhan orangtua siswa mendatangi SMAN 3 Batam, Senin (6/7/2020).
TRIBUNBATAM.id, BATAM - PPDB Kepri 2020 menyisakan persoalan, puluhan orangtua siswa mendatangi SMAN 3 Batam, Senin (6/7/2020).
Mereka tidak terima karena nama anak mendadak hilang dari website alias tidak diterima.
Yohanes warga Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota merupakan satu dari puluhan orangtua siswa yang protes.
"Nama anak saya hingga hari ke tiga masih ada di website tetapi hari selanjutnya hilang," ujarnya
PPDB Kepri berlangsung sejak 29 Juni 2020 hingga 3 Juli 2020 lalu.
Yohanes mengatakan, saat nama anak perempuannya hilang dari website ia langsung mendatangi SMAN 3 yang tak jauh dari rumahnya
"Kemarin kata sekolah waktu saya tanya katanya karena sistem sehingga anak saya terbuang namanya," ujarnya.
• Penertiban Area Lego Jangkar Kepri, Direktur Pelabuhan BP Batam Sebut Cegah Potensial Lost
Yohannes menuturkan untuk di hari ke tiga anaknya bersama beberapa nama lain yang jarak rumah ke sekolah sekitar 1.006 meter tetap bertahan di website pengumuman
"Tetapi karena zonasi diperkecil menjadi 800 meter anak saya tidak masuk lagi," ujarnya.
Yohanes mengatakan kedatangan ia dan puluhan orangtua murid lainnya untuk memperjelas status anaknya
"Zonasi kita SMA 15 juga masuk tetapi itu lumayan jauh masih dekat SMAN 3, kalau yang dekat saja tidak masuk bagaimana yang jauh sana," ujar kesal.
"Anak mau sekolah saja ribet, padahal dulu saya mau sekolah tidak ribet begini," ujarnya.
Ferdi, orangtua siswa yang tinggal di perumahan Taman Raya yang ikut mendaftarkan anaknya mengatakan kedatangannya ke SMAN 3 untuk mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah.
"Anak saya ada namanya tapi hilang di website," ujarnya.
Saat puluhan orangtua protes, gerbang SMAN 3 Batam tertutup rapat dan hanya terlihat penjaga keamanan.
Kesal tak Kunjung Ditemui
Puluhan orangtua calon siswa yang mengikuti proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di SMAN 3 Batam mendatangi sekolah tersebut, Senin (67/2020).
Kedatangan wali murid tersebut dikarenakan ingin mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah terkait nasib anaknya yang sudah mendaftar di PPDB online.
"Kemaren namanya ada, tapi karena tapi zonasi di perkecil sehingga nama anak saya hilang," ujar Ferdi salah seorang orangtua calon siswa.
Ferdi mengaku sedikit kecewa karena sedari pagi ia dan bersama puluhan orangtua murid lainnya sudah menunggu depan sekolah tetapi belum ada yang menjumpai.
"Tadi tanya security-nya katanya pihak sekolah lagi rapat tapi sampai sekarang belum ada yang menemui kami," ujarnya.
Para orang tua yang sedari tadi pagi sempat tersulut emosi dengan penjaga pasalnya para orang tua siswa yang sedari pagi menunggu belum mendapatkan kepastian.
Para orangtua siswa sempat adu mulut dengan petugas satpol PP dan security karena sudah jenuh menunggu dari pagi hari.
Hingga kini orangtua siswa tetap menunggu orang kabar dan kepastian dari pihak sekolah untuk kelanjutan nasib anaknya.
Tunggu Keputusan Disdik
Terpisah, Ketua PPDB SMAN 3 Batam, Haryanto saat ditemui Tribun Batam mengatakan, pihaknya telah memproses penerimaan siswa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Terkait kedatangan para orang calon siswa itu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Karena proses seleksi calon siswa sudah sesuai dengan sistem yang ditentukan.
"Semua yang sudah ada di sistem kita kawal sampai tanggal 9 Juli 2020 batas waktu pendaftaran ulang. Selebihnya masyarakat yang anaknya belum terakomodir menunggu kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pendidikan," ujar Haryanto.
Saat ini pihaknya juga menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan Kepri. Haryanto menerangkan pada PPDB tahun ini, kuota SMAN 3 Batam sebanyak 252 anak didik.
"Daya tampung zonasi hanya 110 anak didik, kuota untuk jalur prestasi ada 64 anak sedangkan jalur afirmasi atau orang tua kurang mampu ada 32 anak, perpindahan orangtua kuota 10 orang, dan kelas bahasa 36 orang," ujarnya merinci.
Haryanto mengungkapkan hingga batas waktu terakhir pendaftaran, ada 1.705 anak yang melakukan pendaftaran di SMAN 3 Batam. Sebanyak 577 orang di antaranya terverifikasi dan yang ditolak sistem sebanyak 1.112 orang.
"Kendala kita tidak bisa menampung banyak karena keterbatasan ruang kelas," ujarnya.
Haryanto kembali menegaskan, pihaknya tak bisa berbuat banyak untuk mengakomodir calon siswa.
"Pihak sekolah sampai saat ini juga bingung. Kita tahu kondisi perasaan orang tua yang anaknya tidak terakomodir karena kita juga punya anak," ujarnya.
Pantauan Tribun, hingga Senin sore, tidak ada perwakilan pihak sekolah yang menemui para orangtua. Alhasil puluhan orang tua calon siswa itu membubarkan diri.
"Kami sampai membubarkan diri tadi tidak ada pihak yang memberikan penjelasan, dan besok rencananya kami akan mau datang kembali untuk meminta penjelasan," ujar orang tua calon siswa kepada Tribun.(TRIBUNBATAM.ID/ALAMUDIN)