Risih Difoto-foto Gak Jelas dan Jadi Tontonan Suku Baduy Minta Wilayahnya Dihapus dari Peta Wisata
Membanjirnya wisatawan yang tujuannya enggak jelas, cuma nontonin orang Baduy, sebenarnya membuat mereka risih.
TRIBUNBATAM.id - Heru Nugroho, Henri Nurcahyo, Anton Nugroho dan Fajar Yugaswara mendapat mandat dari Lembaga Adat Baduy di Banten, mengirimkan surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya untuk Presiden, surat juga dikirimkan untuk Gubernur Banten, Bupati Lebak dan sejumlah kementerian terkait.
• Misteri Hilangnya 10 Suku Israel Putra Yakub, Kini Hanya Ada Yehuda dan Benjamin, ke Mana Lainnya?
Surat tersebut disahkan pada 6 Juli di salah satu rumah Jaro Lembaga Adat Baduy.
Adapun salah satu poin dalam surat tersebut, yakni permintaan Suku Baduy agar wilayah mereka dihapus dari peda destinasi wisata.

Ada tiga Jaro yang membubuhkan cap jempol, yakni Jaro Saidi sebagai Tangunggan Jaro 12, Jaro Aja sebagai Jaro Dangka Cipati dan Jaro Madali sebagai sebagai Pusat Jaro 7.
• Demi Jaga Kehormatan, Gadis Suku Baduy Tangkis Sabetan Golok Pakai Tangan
Heru Nugroho yang ditunjuk oleh Lembaga Adat Baduy bercerita, wacana penghapusan kawasan Baduy di destinasi wisata muncul pada 16 April 2020.
Saat itu, menurut Heru, Jero Alim memintanya mencari solusi yang muncul di Baduy, antara lain kunjungan wisatawan yang dianggap berlebihan.
Ia menyebut kunjungan wisatawan membuat masalah baru, salah satunya banyaknya sampah dan tersebarnya foto-foto wilayah Baduy Dalam di internet.
• Pembunuhan dan Pemerkosa Gadis Suku Baduy, Upaya Korban Sebelum Tewas Hingga Pelaku Dibawa Umur
Padahal, kawasan Baduy Dalam adalah kawasan sakral dan pendatang dilarang mengambil foto.
"Pada tanggal 16, Jaro Alim memberi amanah ke saya, barangkali bisa membantu mencarikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada.

Saat itu kami sepakat, sebaiknya Baduy dihapus dari peta wisata nasional," kata Heru saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (07/07/2020).
• Lintasi Bukit dan Hutan, Warga Baduy Berduyun-duyun Datangi TPS
Selain itu, warga Baduy juga risih karena menjadi tontonan wisatawan yang datang.
"Membanjirnya wisatawan yang tujuannya enggak jelas, cuma nontonin orang Baduy, sebenarnya membuat mereka risih.
Belum lagi masalah sampah dan lain-lain," kata Heru.
Sementara itu, Jaro Saija yang menjabat sebagai Kepala Desa Kanekes mengatakan, ia baru mengetahui surat tersebut setelah membaca pemberitaan di media pada Senin (06/07/2020).