Badan Gunung Merapi Makin Mengkhawatirkan: Tiap Hari Membengkak 0,5 Sentimeter

Kondisi fisik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta semakin mengkhawatirkan.

(Istimewa)
Gunung Merapi meletus, Minggu (21/6/2020). Hujan abu melanda di sejumlah kota. (VolcanoYT) 

TRIBUNBATAM.id - Kondisi fisik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta semakin mengkhawatirkan.

Tubuh Merapi membengkak 0,5 sentimeter tiap hari.

Pembengkakan badan gunung Merapi disebabkan adanya erupsi pada 21 Juni 2020 lalu.

"Penggembungan terjadi pascaerupsi 21 Juni lalu. Jadi sejak 22 Juni sampai sekarang," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Rabu (8/7/2020).

Dari perkembangan yang ada tersebut, kata Hanik, kemungkinan Merapi akan erupsi lagi atau akan tumbuh kubah lava.

Apalagi selama pemantauan aktivitas Merapi terus mengalami peningkatan.

"Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, aktivitas terus ada. Jadi status masih waspada, artinya aktivitasnya di atas normal. Namun belum membahayakan penduduk di lereng Merapi asal di dalam radius 3 km dari puncak tidak boleh ada aktivitas warga," ujar Hanik.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan aktivitas vulkanik di Gunung Merapi saat ini terus mengalami peningkatan.

Meski statusnya masih waspada dan terkendali, dalam waktu dekat pihaknya bakal menggelar simulasi evakuasi pengungsi sesuai standar protokol kesehatan.

Hak tersebut disampaikan Ganjar saat mengecek perkembangan aktivitas vulkanis Gunung Merapi di pos pantau Balerante, Klaten, Jawa Tengah.

Melalui layar monitor, Ganjar melihat kondisi kawah Gunung Merapi yang terpantau CCTV.

"Dari pengamatan Gunung Merapi kita waspada. Ada peningkatan, tapi kalau melihat trennya insyaallah masih terkendali. Kita harap masyarakat selalu waspada," kata Ganjar.

Ada tiga wilayah rawan di Jawa Tengah jika Gunung Merapi erupsi, yakni Klaten, Boyolali dan Magelang.

Ganjar mengatakan tingkat kesadaran bencana masyarakat di tiga wilayah sangat baik.

Namun yang jadi catatan Ganjar adalah saat ini kondisinya masih dalam masa pandemi.

"Kalau warga sebenarnya sudah siap, cuma ini kan suasananya lagi Covid. Harus ada latihan evakuasi. Juga harus ada tambahan tenaga medis yang bisa menjelaskan ini ke masyarakat saat mengungsi. Juga desa paseduluran sudah siap juga," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved