BATAM TERKINI
Kabar Baik, Nongsa Digital Park dan MRO di Bandara Hang Nadim Batam Disetujui Jadi KEK
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, HM Rudi mengatakan, kedua lokasi ini sudah jelas status lahan dan kepemilikannya.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Nongsa Digital Park (NDP) dan MRO Batam Aero Technic di Bandara Hang Nadim Batam akhirnya disetujui menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam.
Hal ini berdasarkan kesepakatan dalam sidang Dewan Nasional KEK. Dengan begitu ada dua KEK baru di Indonesia.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, HM Rudi mengatakan, kedua lokasi ini sudah jelas status lahan dan kepemilikannya.
"Artinya dengan dua (lokasi) ini disahkan kita harap 1 atau 2 bulan administrasinya akan selesai, dan Pemerintah akan membantu untuk operasionalnya," jelas Rudi di Gedung Marketing BP Batam, Jumat (10/7/2020) di Batam Center.
Lokasi pertama adalah Bandara Hang Nadim. Di lokasi ini akan dibangun KEK untuk Maintenance Repair & Overhaul (MRO) Batam Aero Technic.
• Kantongi Kelas Utama, Bandara Hang Nadim Batam Punya Landasan Pacu Terpanjang di Indonesia
• Praktik Judi Online Beromzet Ratusan Juta Rupiah di Batam Terungkap, Ini Modusnya
Di sana telah disiapkan lahan seluas 30 hektare untuk kegiatan industri MRO. Nilai investasinya mencapai Rp 6,2 triliun dan penyerapan tenaga kerja sejumlah kurang lebih 9.976 tenaga kerja.
"Kalau lah Januari atau Februari MRO mulai jalan, maka kegiatan repair dan pemeliharaan pesawat dapat difokuskan di Batam.
Para pilot juga dapat disewa untuk membawa pesawat yang butuh perbaikan. Artinya, ini bisa jadi pemasukan dan objek wisata baru juga," terang Rudi, yang juga merupakan Wali Kota Batam ini.
Persyaratan seperti ketersediaan infrastruktur dan dokumen administrasi telah dilengkapi untuk menjalankan KEK MRO Batam Aero Technic ini. Selain itu, lahannya juga dikuasai dan peruntukannya telah sesuai dengan Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang RTR KSN BBK.
Adapun investor utama yang menunjang kegiatan industri di KEK ini adalah PT. Batam Aero Technic yang telah berpengalaman melayani MRO untuk pesawat-pesawat Lion Air Group.
Perusahaan ini sudah mulai beroperasi di Bandara Hang Nadim Batam sejak tahun 2014.
Lokasi kedua, KEK Nongsa Digital Park diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata dan industri Digital Park. Kawasan ini dibangun di atas lahan seluas 166,45 hektare dengan nilai total investasi Rp 16 triliun; Rp 1,092 triliun dari investasi pembangunan kawasan, dan Rp 14,908 triliun lainnya dari investasi tenan.
Kawasan ini ditargetkan dapat menyerap sekitar 16.500 tenaga kerja. Hingga saat ini, sudah ada kurang lebih 1.395 tenaga kerja yang telah terserap.
Dari segi kesiapan, lahan KEK Nongsa Digital Park juga telah dikuasai dan peruntukannya sama seperti KEK MRO Batam Aero Technic. Dengan infrastruktur kawasan dan dokumen persyaratan yang telah lengkap, KEK Nongsa Digital Park telah menarik investor dari PT Kinema untuk IT Apple Academy dan calon investor data center PT Nexus, D-Town Commercial Center.
"Pengusul untuk Nongsa Digital Park itu dari PT Taman Resor Internet (Tamarin). Progres semua sudah lengkap, tapi sebelum jalan harus kita dudukkan dulu sistemnya gimana. Harus ada satu sistem yang mengontrol arus keluar masuk barang," jawab Rudi.
Manfaat Ekonomi Dua Kawasan Ekonomi Khusus di Batam
Dengan berjalannya dua KEK di Batam ini diharapkan dapat membawa dampak manfaat ekonomi bagi negara.
Dari KEK MRO Batam Aero Technic, tiga poin manfaat ekonomi, sebagai berikut:
1. Menghemat devisa 65-70% dari kebutuhan MRO Maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
2. Dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar USD 100 miliar pada tahun 2025.
3. Peningkatan kapasitas SDM di bidang industri MRO dan penyerapan jumlah tenaga kerja mencapai 9976 hingga tahun 2025
Sedangkan KEK Nongsa Digital Park dapat membuka peluang manfaat ekonomi, yakni:
1. Sebagai entry point untuk perusahaan IT Internasional dari Singapura dan mancanegara dengan ditetapkannya NDP menjadi IT HUB Digital Bridge Indonesia ke Singapura & mancanegara.
2. Menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp 20-30 triliun per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan pendidikan Internasional.
3. Adanya transfer teknologi di bidang IT sehingga NDP dapat menjadi pusat pengembangan SDM tenaga IT muda Indonesia menjadi technopreneur.
4. Memaksimalkan koneksi internet Internasional dengan adanya 7 kabel FO bawah laut berjarak 2-3 kilometer dari NDP, yang dapat dimaksimalkan untuk pengembangan Data Center, Industri dan Animasi.
Guna memaksimalkan dampak ekonomi positif tersebut, menurut Rudi, segala aspek penunjang sektor KEK harus dioptimalkan, khususnya infrastruktur dan akses menuju kawasan tersebut.
"Investasi harus bicara secara keseluruhan. Wakil dan Deputi sudah sepakat bahwa seluruh yang menjadi kepentingan investasi itu menjadi prioritas dalam pembangunan. Semua infrastruktur yang menuju ke industri akan kita siapkan," tambah Rudi.
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)