Resesi di Negeri Singa, Apa Dampaknya ke Kepri? Ini Tanggapan Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri Musni Hardi K Atmaja memberikan tanggapannya terkait resesi yang terjadi di Singapura

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/REBEKHA
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Musni Hardi K Atmaja. Ia memberikan tanggapannya terkait dampak resesi Singapura bagi Kepri 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kabar mengejutkan datang dari negara Singapura. Di tengah pandemi Covid-19, Singapura dikabarkan mengalami resesi ekonomi.

Hal ini menyusul keputusan pemerintah ‘negeri Singa’ itu untuk menerapkan lockdown sejak beberapa waktu lalu guna memutus penyebaran Covid-19.

Resesi yang terjadi ini mengundang banyak perhatian, termasuk Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri, Musni Hardi K Atmaja. Menurutnya, resesi yang terjadi di Singapura akan mempengaruhi perekonomian Kepri.

Berikut lampiran tanggapannya yang dikutip oleh Tribun Batam :

1. Ekonomi Singapura mengalami kontraksi terutama karena struktur ekonominya yang didominasi aktivitas ekspor impor. Dengan adanya pembatasan pergerakan di Singapura pada kuartal kedua tahun 2020, tentunya berdampak signifikan terharap perdagangan ekspor impor Singapura.

KMP Bahtera Nusantara 01 Sandar Perdana di Pelabuhan Matak Anambas, Warga Senang, Ini Kata Bupati

Omaswati Sempat Bercanda sama Anak-anaknya Jelang Ajal Menjemput, Tak Bisa Bicara Tapi Lakukan Ini

2. Pada triwulan I 2020 ekonomi Singapura sudah tercatat kontraksi -0,7% (yoy). Di sisi lain Kepri masih tumbuh 2,06% (yoy)

3. Mengingat tujuan ekspor Kepri sebagian besar adalah Singapura maka kontraksi di Singapura tentu berdampak terhadap ekonomi Kepri melalui jalur perdagangan.

3. Kontraksi ekonomi Singapura pada kuartal kedua tersebut mempengaruhi kondisi ekonomi Kepri pada kuartal kedua yang diperkirakan lebih rendah dari kuartal pertama, sehingga untuk keseluruhan tahun 2020 ekonomi Kepri berpotensi tumbuh mendekati batas bawah kisaran 1,5 - 1,9%, yoy.

Dialami Singapura

Resesi ekonomi di masa pandemi Covid-19 disebut merupakan sebuah kenormalan baru.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah.

Resesi juga dianggap wajar terjadi karena seluruh dunia memang mengalami pelemahan ekonomi saat wabah virus Corona ini.

" Resesi adalah sebuah kenormalan baru setelah Covid-19, karena melanda semua negara, enggak hanya Singapura, enggak hanya Indonesia, tapi semua negara (di ambang) resesi," ujarnya dalam webinar DBS Asian Insights Coference 2020, Kamis (16/7/2020).

Singapura baru saja resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi di kedua kuartal.

Pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen, kemudian berlanjut minus 12,6 persen di kuartal II-2020.

 Resesi, Perusahaan di Singapura Mulai PHK Karyawan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved