KISAH MIRIS 4 PELAJAR Masuk Sarang ULAR demi Belajar Daring, Setiap Pagi Jadi Pemburu WiFi
Pandemi yang tak jelas berakhir kapan membuat empat pelajar menjadi pemburu WiFi. Mereka memburu akses WiFi hingga ke sarang ular
Terutama saat hujan turun, mereka tidak bisa mengikuti pelajaran pada hari itu.
"Kadang gak bisa absen, kadang juga ngirimnya telat jadi gak diterima lagi sama gurunya," timpal Firnando.
Siswa kelas 9 SMP Negeri 19 Bandar Lampung ini mengaku pasrah saat hujan turun di pagi hari.
Karena tak ada pilihan lain selain menggantungkan akses internet dari WiFi milik tetangga.
• Mengenal Zoom Fatigue, Perasaan Lelah ketika Sering Melakukan Pertemuan Daring dan Gejalanya
• Beda 10 Hari, Kadisdik Karimun Pertimbangkan Opsi Pengumuman Daring untuk Kelulusan Siswa SD dan SMP
"Kalau kuota ada enak, masih bisa kirim tugas, ikut Zoom."
"Ya kalau lagi gak ada, terpaksa absennya dibuat alpa (tidak hadir)," terangnya.
Tak ubahnya Ali, Firnando pun hanya mendapatkan jatah kuota internet dari orangtuanya 1,5 GB per pekan.
Jatah tersebut diakui Firnando jauh dari kata cukup, karena penggunaan per hari bisa lebih 500 MB.
Kondisi keuangan ayah Firnando yang hanya bekerja sebagai juru parkir tidak memungkinkan memberi kuota lebih.
Keberanian Ali dan kawan-kawan berburu WiFi tetangga jadi perhatian warga sekitar.
Pasalnya tempat mereka menyambungkan koneksi internet itu dikenal sebagai tempat atau sarang ular.
Namun bagi Ali maupun Firnando hal itu tidak menyurutkan mereka untuk tetap dapat mengikuti pelajaran secara online.
Kedatangan ular maupun hewan liar lain hanya membuat mereka terkejut.
Tak jarang ular tersebut ditangkap sendirian oleh Firnando.
"Gak takut, kadang lagi mau ngirim tugas ada Biawak.