Menlu AS Sebut WHO 'Dibeli' China, Jadi Alasan Banyaknya Korban Meninggal Covid-19 di Inggris
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ( AS) Mike Pompeo mengatakan alasan banyaknya korban meninggal Covid-19 di Inggris adalah karena WHO dibeli China.
"WHO mendesak negara-negara untuk tetap fokus pada penanganan pandemi yang menyebabkan kematian dan penderitaan tragis," lanjutnya dikutip dari Newsweek.
Sementara itu Menlu Raab membantah klaim Inggris telah "dipersenjatai dengan kuat" oleh AS, untuk menyikapi China dengan lebih keras, setelah memblokir Huawei dari jaringan 5G di Inggris.
Dalam konferensi pers Raab berkata, "Saya kira tidak ada pertanyaan tentang penguatan.
Mike dan saya selalu berdiskusi untuk membangun."
Keputusan Inggris untuk memblokir Huawei disambut baik oleh Pompeo, yang mengatakan negara itu telah mengambil keputusan berdaulat.
Pompeo berujar, "Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk memberi selamat ke pemerintah Inggris, atas tanggapan prinsipnya terhadap tantangan-tantangan ini."
"Saya pikir Inggris membuat keputusan yang baik, tetapi saya pikir keputusan itu dibuat bukan karena Amerika Serikat mengatakan itu adalah keputusan baik."
"Tetapi karena kepemimpinan di Inggris menyimpulkan hal yang benar untuk dilakukan adalah memmbuat keputusan itu untuk orang-orang Inggris," pungkasnya.
Penyelidikan Terus Dilakukan, Kandidat Vaksin Covid-19 dari Inggris dan China Dinilai Paling Efektif
Kabar gembira terkait penemuan vaksin virus Corona atau Covid-19 akhirnya mencuat.
Kandidat vaksin dari Oxford University di Inggris dan China dianggap menjadi yang paling efektif.
Mulai dinilai aman hingga dapat memicu respons kekebalan tubuh manusia.
Kedua studi tersebut dilaporkan dalam The Lancet.
Kendati masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pendekatan tersebut memenuhi persyaratan untuk vaksin yang efektif melawan Covid-19, kedua hasil uji sejauh ini paling menjanjikan.
Hingga saat ini, penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan.