HUMAN INTEREST

Kisah Miranda Gadis Penjual Kue di Tarempa, Bermimpi Jadi Dokter, 'Ingin Rawat Mamak Kalau Sakit'

Terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan mengharuskan Miranda membantu perekonomian keluarganya.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA
Miranda Aulia (kerudung hijau kebiruan) anak ke-6 dari 7 bersaudara, buah hati Nurani dan Tarmizi. Di usianya yang masih belia, dia sudah ikut membantu mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya 

Bagi Miranda, tak pernah selintas pun rasa iri hinggap di pikirannya. Di saat anak lain bisa menikmati masa kecil dengan bermain dan bercanda, namun Miranda harus merasakan susahnya mencari uang dari jualan kue.

"Waktu untuk main saya tidak ada, saya harus cuci piring dulu baru nanti bisa belajar, kadang mamak kalau kasih uang jajan suka saya tolak, biar mamak bisa nabung bayar utang dan arisan," isaknya dengan mata memerah.

Dari hati kecilnya, Miranda tak pernah mengeluh sama sekali dengan takdir yang tak berpihak padanya. Dengan nasib yang ia jalani saat ini membuat Miranda bertekad untuk menjadi orang sukses nantinya. Saat ditanya apa cita-citanya, Miranda ingin menjadi seorang dokter.

"Pengen rawat mamak kalau nanti sakit," katanya.

Terkadang saat orang tuanya tidak bisa membuat kue, Miranda yang berperan menggantikan orang tuanya membuat kue.

"Saya pernah buat kue sendiri, saya bikin epok-epok, nanti mamak yang olah lauknya untuk isian kue," ungkapnya.

Pada Hari Anak Nasional (HAN) ini, Miranda gadis kecil yang tangguh dan punya tekad kuat berpesan kepada anak-anak seusianya agar bisa menjadi anak yang mandiri.

"Harapan saya pengen merayakan ulang tahun ibu, mau membanggakan ibu, anak-anak harus bisa mandiri, ingat dengan orang tua, jadi anak yang nurut sama orang tua," jelasnya.

Sementara itu ibu Miranda, Nuraini mengaku sangat bersyukur memiliki anak seperti Miranda, selalu bantu keluarga ditengah kondisi seperti saat sekarang ini.

"Sedih liat anak kayak gini, tapi mau bagaimana lah keadaan ekonomi mau dikata apa. Alhamdulillah saya bangga bisa dikaruniai anak yang pengertian seperti Miranda," tuturnya.

Rasa sedih setiap kali anaknya berjualan cukup membuat Nuraini sedih. Sempat waktu itu anaknya lama pulang ke rumah, Nuraini harus susul ke Tarempa untuk mencari anaknya.

"Khawatir sama anak, kadang saya susul kalau dia belum pulang. Harapan saya kedepannya untuk dia belum tau mau bagaimana, kondisi kita seperti ini, mudah-mudahan dia nanti bisa sekolah yang tinggi," sebutnya.

Pendapatan keluarga Nuraini saja dalam sehari berkisar Rp 200 ribu, dan ia harus menghidupi keluarganya dengan uang tersebut.

(Tribunbatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved