Pelaksanaan Ibadah Haji 2020 Sebentar Lagi, Kabah Mulai Dioleskan Wewangian

Ibadah haji 2020 akan dilaksanakan dalam hitungan hari saja. Para petugas mulai memberikan wewangian pada Kabah dan tempat-tempat di sekelilingnya.

AFP
ILUSTRASI - Detik-detik Kabah diberi wewangian jelang pelaksanaan haji 2020. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, MEKKAH - Ibadah haji 2020 akan dilaksanakan dalam hitungan hari saja.

Jemaah haji 2020 yang sudah terpilih juga telah sampai di kota Mekkah.

Ibadah haji kali ini hanya diikuti oleh sekitar 1.000 jemaah karena pandemi virus Corona atau Covid-19 yang tengah merebak.

Menjelang dimulainya ibadah haji, para petugas mulai memberi wewangian pada Kabah dan tempat-tempat di sekelilingnya.

Hal ini seperti terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh @arabnews pada Senin, (27/7/2020).

Terlihat para petugas mengoleskan wewangian di sisi-sisi Kabah dan tempat hajar aswad.

Pertama Kali Dalam Sejarah, Pelaksanaan Haji 2020 Hanya Lewati Satu Miqat, Ada Apa?

Beberapa di antaranya membawa wewangian (bakhur) dengan mengelilingi Kabah agar aroma wangi menyebar di area tersebut.

Tampak juga sejumlah jemaah sedang melakukan tawaf di antara para petugas.

Persiapan akhir

Persiapan akhir telah dilakukan oleh pemerintah untuk menerima jemaah haji di Mekkah, sejalan dengan langkah-langkah pencegahan Covid-19.

Dikutip dari Arab News, Senin (27/7/2020), klinik keliling, botol air zam-zam sekali pakai, dan kontrol pergerakan telah diberlakukan oleh otoritas Arab Saudi.

Dewan Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga telah memasang jalur pembatas untuk memastikan penerapan jaga jarak sosial.

Kapasitas produksi air Zamzam botol untuk dibagiakan kepada para jemaah juga ditingkatkan dan hanya digunakan sekali pakai.

Klinik keliling

Untuk memastikan keamanan dan keselamatan para jemaah, Kementerian Kesehatan Arab Saudi akan menyediakan klinik keliling dengan bus untuk menemani jemaah dalam melakukan rangkaian ibadah haji.

Akan ada lima klinik keliling dengan peralatan medis lengkap, tim kesehatan yang memenuhi syarat, dan seorang dokter umum untuk pemeriksaan awal.

Klinik-klinik tersebut ditugaskan untuk mengambil sampel dan mengujinya, melakukan rontgen, dan memberikan obat kepada pasien.

Pemerintah Kota Mekkah juga telah merekrut lebih dari 18.490 pekerja untuk mengimplementasikan rencana itu dan memberi layanan terbaik bagi jemaah haji.

Terdapat 28 pusat layanan kesehatan baru dan lengkap yang tersebar di sekitar Masjidil Haram.

Lebih dari 13.500 petugas kebersihan dengan peralatan terbaru akan bekerja selama 24 jam di seluruh kota dan tempat-tempat suci, terutama di tempat-tempat ramai dan pada hari-hari puncak.

Wali Kota Mekkah Mohammed Abdullah Al-Quwaihis mengatakan telah mengerahkan semua sumber daya untuk menyukseskan ibadah haji tahun ini dan memastikan keamanan jemaah.

Terapkan Protokol Kesehatan Ketat, Bagaimana Kondisi 'Haji Skala Kecil' di Arab Saudi Tahun Ini?

Arab Saudi tetap menggelar pelaksanaan ibadah haji 2020 di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Hanya saja tahun ini, Pemerintah Arab Saudi mengerahkan petugas dan mengetatkan protokol kesehatan.

Tentunya untuk mencegah penularan Covid-19 seiring dengan kedatangan para calon jemaah haji menjelang ibadah haji pada Rabu (29/07).

Setidaknya 10.000 orang yang bermukim di kerajaan tersebut akan mengikuti ibadah haji, jauh dari 2,5 juta jemaah yang datang tahun lalu.

Jumlah itu berbeda dari yang diumumkan Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Mohammad Benten, dalam jumpa pers daring pada awal Juni bahwa pihaknya hanya membolehkan sekitar 1.000 orang untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.

Agar bisa beribadah haji tahun ini, pemerintah Saudi menerapkan berbagai kriteria, antara lain hanya membolehkan jemaah yang bermukim di kerajaan tersebut.

Orang yang berminat pun harus mendaftar secara online.

Menteri Kesehatan Arab Saudi, Mohammad Benten, menegaskan proses pendaftaran berjalan secara transparan.

Kepada stasiun televisi Al-Arabiya yang dimiliki Saudi, dia mengatakan "faktor-faktor kesehatan" merupakan dasar seleksi.

Kementerian tersebut mengatakan penduduk non-Saudi yang diterima untuk menjalankan ibadah haji tahun ini berasal dari sekitar 160 negara.

Mereka mencakup 70 persen dari keseluruhan calon jemaah.

Namun, tidak dijelaskan berapa banyak pelamar.

Akibatnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi kebanjiran pertanyaan dan pernyataan di Twitter dari para pelamar yang kecewa ditolak. Mereka mengeluh pemerintah Saudi tidak memberikan alasan mengapa mereka ditolak.

Di antara pelamar yang diterima adalah Nasser, seorang ekspatriat asal Nigeria yang bermukim di Riyadh.

Dia menyebut kesempatan berhaji tahun ini sama seperti memenangi "tiket emas".

"Perasaan saya tidak dapat digambarkan," kata Nasser kepada kantor berita AFP, setibanya di Mekah.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan warga Saudi yang terpilih sebagai calon jemaah haji terdiri dari tenaga kesehatan dan personel militer yang telah pulih dari Covid-19.

Protokol kesehatan yang ketat

Calon jemaah haji yang mulai berdatangan di Mekah pada akhir pekan lalu tampak memakai masker.

Suhu tubuh mereka diperiksa dan ditempatkan di karantina, kata pemerintah Arab Saudi kepada AFP.

Para calon jemaah haji, menurut dokumen Kementerian Haji Arab Saudi, diberikan beragam barang yang mencakup kerikil yang disterilisasi untuk ritual lempar jumrah, cairan disinfektan, masker, sajadah, dan pakaian ihram.

Sebelum tiba di Mekah, mereka diharuskan menjalani tes virus Corona dan diwajibkan berada di karantina setelah menunaikan ibadah haji.

Kementerian Haji mengaku telah mendirikan sejumlah fasilitas kesehatan, klinik berjalan, dan ambulans untuk menangani para jemaah.

Hingga Minggu (26/07), Arab Saudi mencatat 260.000 kasus positif Covid-19.

Sejarah pembatalan ibadah haji

Menurut data The Saudi King Abdul Aziz Foundation for Research and Archives yang dirilis pada Maret, ibadah haji pernah 40 kali ditiadakan dalam sejarah peradaban manusia, dengan alasan beragam, mulai dari perang sampai wabah penyakit menular.

Pada 1814, Kerajaan Arab Saudi dilanda wabah thaun, yang juga melanda Mekah dan Madinah sehingga Ka'bah harus ditutup sementara.

Lalu tahun 1831, ada wabah dari India, yang dicurigai adalah kolera, dan bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji. Periset mencatat setidaknya 75% jemaah haji meninggal dunia dan pelaksanaannya dihentikan di tengah jalan.

Kolera kembali ditemukan di Arab Saudi pada 1846-1892, dan haji pun batal dilaksanakan pada 1850, 1865, dan 1883.

Ibadah haji sempat dilaksanakan pada 1864, namun menelan 1.000 korban jiwa per harinya karena terjangkit kolera.

Pada 1987, wabah meningitis menyambangi ibadah haji dan penyebaran penyakit ini menginfeksi setidaknya 10.000 peserta haji.

(*)

Identik dengan Qurban, Simak Sejarah dan Makna Idul Adha, Dikenal dengan Lebaran Haji

Jemaah Haji 2020 Kloter Pertama telah Tiba di Mekah, Ini Kata Mereka yang Terpilih

Jemaah Haji 2020 Gelombang Pertama Tiba di Jeddah, Gunakan Jalur Khusus di Bandara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Haji 2020: Detik-detik Kabah Diberi Wewangian Jelang Pelaksanaan Haji".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved