Kenakan Masker, Begini Kondisi Jemaah Haji 2020 Saat Lakukan Lempar Jumrah dan Tawaf Ifadah
Ibadah haji 2020 telah memasuki hari ketiga pada (31/7). Para jemaah haji 2020 lakukan sejumlah agenda mulai dari melempar jumrah hingga tawaf ifadah.
Editor: Putri Larasati Anggiawan
TRIBUNBATAM.id, MEKKAH - Pada Jumat (31/7/2020) kemarin, Ibadah haji 2020 telah memasuki hari ketiga.
Bertepatan pula dengan perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 H.
Para jemaah haji 2020 melakukan sejumlah agenda mulai dari melempar jumrah hingga tawaf ifadah.
Lempar jumrah dilakukan di Mina.
Pelaksanaan lempar jumrah oleh para jemaah haji juga telah didokumentasikan dan dapat dilihat melalui akun Twitter resmi dari Kementerian Haji Arab Saudi maupun Haramain Shifain.
Dalam dokumentasi tersebut terlihat bahwa para jemaah melakukan lempar jumrah dengan tetap menggunakan masker.
• Terapkan Social Distancing, Intip Potret Ibadah Haji 2020 Saat Tawaf Mengitari Kabah
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan haji tahun ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah haji yang pada tahun biasanya mencapai 2,5 juta orang, tahun ini dibatasi hanya 1.000 saja.
Sebab penyelenggaraan haji tahun ini dilaksanakan di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung di dunia.
Oleh karena itu, selain jumlah peserta yang terbatas, terdapat sejumlah protokol yang harus ditaati oleh para jemaah haji ini.
Selain menggunakan masker, dalam video tersebut, terlihat bahwa para jemaah haji juga menempatkan diri pada posisi yang telah ditandai.
Penerapan social distancing tetap dilakukan untuk mencegah potensi penyebaran virus corona.
Dalam lempar jumrah Aqabah, jumlah kerikil yang dilemparkan ada tujuh buah.
Adapun kerikil yang digunakan ini telah disterilkan dan dibungkus rapat saat diberikan kepada jemaah di Muzdalifah pada Kamis (30/7) malam.
Sedangkan lempar jumrah pada 1 dan 2 Agustus akan menggunakan masing-masing 21 kerikil.
Para jemaah haji kemudian melanjutkan tahapan ibadah haji dengan melakukan tawaf ifadah.
Berdasarkan dokumentasi yang diunggah oleh Haramain Sharifain, terlihat para jemaah haji telah sampai di Masjidil Haram untuk menjalankan tawaf ifadah ini.
Dalam prosesinya, juga akan diterapkan protokol yang sama dengan saat tawaf Qudum atau tawaf kedatangan di hari pertama haji.
Saat tawaf, para jemaah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran dan menjaga jarak fisik (social distancing).
Terapkan Protokol Kesehatan Ketat, Bagaimana Kondisi 'Haji Skala Kecil' di Arab Saudi Tahun Ini?
Arab Saudi tetap menggelar pelaksanaan ibadah haji 2020 di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
Hanya saja tahun ini, Pemerintah Arab Saudi mengerahkan petugas dan mengetatkan protokol kesehatan.
Tentunya untuk mencegah penularan Covid-19 seiring dengan kedatangan para calon jemaah haji menjelang ibadah haji pada Rabu (29/07).
Setidaknya 10.000 orang yang bermukim di kerajaan tersebut akan mengikuti ibadah haji, jauh dari 2,5 juta jemaah yang datang tahun lalu.
Jumlah itu berbeda dari yang diumumkan Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Mohammad Benten, dalam jumpa pers daring pada awal Juni bahwa pihaknya hanya membolehkan sekitar 1.000 orang untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.
Agar bisa beribadah haji tahun ini, pemerintah Saudi menerapkan berbagai kriteria, antara lain hanya membolehkan jemaah yang bermukim di kerajaan tersebut.
Orang yang berminat pun harus mendaftar secara online.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Mohammad Benten, menegaskan proses pendaftaran berjalan secara transparan.
Kepada stasiun televisi Al-Arabiya yang dimiliki Saudi, dia mengatakan "faktor-faktor kesehatan" merupakan dasar seleksi.
Kementerian tersebut mengatakan penduduk non-Saudi yang diterima untuk menjalankan ibadah haji tahun ini berasal dari sekitar 160 negara.
Mereka mencakup 70 persen dari keseluruhan calon jemaah.
Namun, tidak dijelaskan berapa banyak pelamar.
Akibatnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi kebanjiran pertanyaan dan pernyataan di Twitter dari para pelamar yang kecewa ditolak. Mereka mengeluh pemerintah Saudi tidak memberikan alasan mengapa mereka ditolak.
Di antara pelamar yang diterima adalah Nasser, seorang ekspatriat asal Nigeria yang bermukim di Riyadh.
Dia menyebut kesempatan berhaji tahun ini sama seperti memenangi "tiket emas".
"Perasaan saya tidak dapat digambarkan," kata Nasser kepada kantor berita AFP, setibanya di Mekah.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan warga Saudi yang terpilih sebagai calon jemaah haji terdiri dari tenaga kesehatan dan personel militer yang telah pulih dari Covid-19.
Protokol kesehatan yang ketat
Calon jemaah haji yang mulai berdatangan di Mekah pada akhir pekan lalu tampak memakai masker.
Suhu tubuh mereka diperiksa dan ditempatkan di karantina, kata pemerintah Arab Saudi kepada AFP.
Para calon jemaah haji, menurut dokumen Kementerian Haji Arab Saudi, diberikan beragam barang yang mencakup kerikil yang disterilisasi untuk ritual lempar jumrah, cairan disinfektan, masker, sajadah, dan pakaian ihram.
Sebelum tiba di Mekah, mereka diharuskan menjalani tes virus Corona dan diwajibkan berada di karantina setelah menunaikan ibadah haji.
Kementerian Haji mengaku telah mendirikan sejumlah fasilitas kesehatan, klinik berjalan, dan ambulans untuk menangani para jemaah.
Hingga Minggu (26/07), Arab Saudi mencatat 260.000 kasus positif Covid-19.
Sejarah pembatalan ibadah haji
Menurut data The Saudi King Abdul Aziz Foundation for Research and Archives yang dirilis pada Maret, ibadah haji pernah 40 kali ditiadakan dalam sejarah peradaban manusia, dengan alasan beragam, mulai dari perang sampai wabah penyakit menular.
Pada 1814, Kerajaan Arab Saudi dilanda wabah thaun, yang juga melanda Mekah dan Madinah sehingga Ka'bah harus ditutup sementara.
Lalu tahun 1831, ada wabah dari India, yang dicurigai adalah kolera, dan bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji. Periset mencatat setidaknya 75% jemaah haji meninggal dunia dan pelaksanaannya dihentikan di tengah jalan.
Kolera kembali ditemukan di Arab Saudi pada 1846-1892, dan haji pun batal dilaksanakan pada 1850, 1865, dan 1883.
Ibadah haji sempat dilaksanakan pada 1864, namun menelan 1.000 korban jiwa per harinya karena terjangkit kolera.
Pada 1987, wabah meningitis menyambangi ibadah haji dan penyebaran penyakit ini menginfeksi setidaknya 10.000 peserta haji.
(*)
• Hari Pertama, 1.000 Jamaah Telah Tiba di Mina untuk Memulai Ibadah Haji
• Tempat Suci Pusat Ibadah Haji, Inilah Sejarah Masjidil Haram, Terbesar di Dunia
• Pelaksanaan Ibadah Haji 2020 Sebentar Lagi, Kabah Mulai Dioleskan Wewangian
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Haji 2020: Jemaah Haji Lakukan Lempar Jumrah, Dilanjutkan Tawaf Ifadah".