HEADLINE TRIBUN BATAM
Isdianto: Saya Minta Maaf
Isdianto mengaku bersalah atas apa yang terjadi. Sebab, sebagai kepala daerah dirinya selalu mengimbau masyarakat Kepri menjalankan protokol kesehatan
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Gubernur Kepri Isdianto meminta maaf kepada masyarakat Kepri karena rangkaian pelantikan dirinya sebagai Gubernur Kepri memicu kasus baru Covid-19 di wilayah Tanjungpinang.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Isdianto yang saat ini dikarantina di Gedung Daerah Tanjungpinang melalui News Webilog Tribun Batam, Senin (3/8/2020).
Webilog menggunakan aplikasi zoom yang disiarkan langsung di Facebook Tribun Batam ini juga diikuti oleh Sekda Provinsi Kepri Arif TS Fadillah dan Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana di Kantor Gubernur Dompak serta anggota DPRD Kepri Ririn Warsiti dari kediamannya.
Isdianto mengaku bersalah atas apa yang sudah terjadi. Sebab, sebagai kepala daerah dirinya selalu mengimbau kepada masyarakat Kepri untuk menjalankan protokol kesehatan.
Namun, saat penjemputan dirinya di Bandara RHF Tanjungpinang, protokol kesehatan tidak dipatuhi.
“Tapi hal itu bukan disengaja. Jangan dicontoh hal yang sudah terjadi itu. Saya merasa bersalah dan minta maaf kepada seluruh masyarakat," ungkapnya.
Seperti diketahui, Isdianto dinyatakan positif Covid-1, diduga tertular dari ajudannya yang sudah lebih dulu positif.
Dalam rombongan Gubernur Kepri saat ke Jakarta, ada 14 orang yang positif. Pemprov Kepri langsung melakukan tes swab massal untuk warga dan pegawai Pemprov Kepri yang hadir dalam acara penyambutan itu.
Kondisi Isdianto sendiri dalam kondisi sehat. Seperti yang terekam langsung saat webilog, kemarin, Isdianto baru saja menjalani pemeriksaan oleh tim dokter.
Selain Isdianto, beberapa ajudan dan staf sekretariat yang terpapar Covid juga dikarantina di Gedung Daerah.
• GERAM, Warga Hajar Maling Tabung Gas saat di Kantor Polisi
“Biar pemantauannya lebih mudah,” kata Isdianto.
Terkait banyaknya warga yang hadir saat penyambutan Gubernur, Tjetjep mengatakan bahwa kondisi itu memang di luar kontrol meskipun sejak awal sudah diwanti-wanti, maksimal hanya 40 orang yang hadir.
“Namun masyarakat datang secara spontan, tidak diundang. Kita kan tidak mungkin mengusir masyarakat yang antusias. Termasuk Ketua LAM (lembaga Adat Melayu), begitu Gubernur datang, Beliau langsung memeluk Pak Gubernur karena bahagia. Hal-hal begini memang sulit dikendalikan,” katanya.
Sekda Arif juga mengakui bahwa eforia masyarakat saat pelantikan seluruhnya di luar skenario.
Sebab, kedatangan Gubernur dari Jakarta tersebar dengan cepat dan tiba-tiba di Bandara sudah ramai. Arif berharap, apa yang telah terjadi tidak dipolitisir sehingga membuat masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.