VIRUS CORONA DI KEPRI

Disiapkan Jadi Tempat Karantina Pasien Covid-19, Ini Protokol Kesehatan di LPMP Kepri

Bisri melanjutkan, sejak Covid-19 muncul sudah tidak ada kegiatan di LPMP. Makanya lokasinya cocok untuk tempat karantina

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Moh Bisri saat berada di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang berlokasi di Ceruk Ijuk, Toapaya, Bintan. Ia mengatakan LPMP menjadi alternatif lokasi karantina untuk pasien Covid-19 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Kapasitas rumah singgah di Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Provinsi Kepulauan Riau sudah tidak cukup untuk menampung pasien Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Moh Bisri saat berada di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang berlokasi di Ceruk Ijuk, Toapaya, Bintan, Kamis (6/8/2020).

"Sudah over load. Di sana kapasitasnya hanya bisa menampung 21 orang," terangnya.

Akibat daya tampung yang over, Tim Gugus Tugas Provinsi Kepri mencari tempat alternatif untuk menampung pasien Covid-19. Dari informasi, sebelumnya Sekda Kepri sudah mensurvei ke Hotel Bali.

"Pihak hotel awalnya mau, tetapi kemudian tidak mau dan menolak untuk dijadikan tempat karantina dan itu hak dari pengelola hotel," tuturnya.

Selanjutnya, alternatif lain tempat karantina yakni di LPMP Provinsi Kepri. Saat ini ruangan untuk karantina di sana sedang disiapkan.

"Untuk daya tampung di LPMP sekitar 80 orang dengan jumlah 40 kamar. 1 kamar 2 orang,"terangnya.

Bisri melanjutkan, sejak Covid-19 muncul sudah tidak ada kegiatan di LPMP. Sebab kegiatan dilakukan melalui sistem online.

"Jadi tempat ini sudah bisa digunakan sebagai tempat karantina, penggunaannya kalau bisa hari ini," ucapnya.

Bisri mengakui, hingga kini pemerintah belum melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana menjadikan LPMP untuk lokasi karantina pasien Covid-19.

"Kami mohon maaf belum sosialisasi, namun protokol kesehatan diterapkan dan harus menjamin tidak terjadi kontak,"ungkapnya.

Bisri juga meminta warga tidak perlu khawatir dan bisa memahami serta menerima hal ini.

Untuk menjamin Covid-19 tidak menular, lokasi karantina telah disekat dengan pagar tinggi, sehingga pasien Covid-19 tidak keluar pagar.

Makanan disediakan katering, untuk tempat cuci pakaian disiapkan laundry. Pasien tidak bisa dikunjungi dan pasien yang dikarantina di lokasi itu merupakan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala.

"Kalau menunjukkan gejala dirawat di rumah sakit. Kemudian akses masuk pasien ke LPMP juga tersendiri, bukan akses yang biasa masuk, nanti juga akan dijaga Satpol PP," tutupnya.

Sementara itu, sejumlah warga Bintan menolak asrama di kawasan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Ceruk Ijuk Toapaya dijadikan lokasi karantina pasien Covid-19.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kepri berencana menjadikan asrama di kawasan LPMP itu dan Hotel Bali di Tanjungpinang sebagai lokasi karantina pasien Covid-19.

Ketua Karang Taruna Toapaya, Sugeng Handayani menuturkan, alasan warga menolak lantaran lokasi LPMP itu berdekatan dengan pondok Pesantren Madani Tebuireng.

Tidak hanya itu, di sana juga banyak kantor-kantor instansi vertikal seperti Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bintan.

"Lokasinya juga berdekatan dengan Kampus STAIN SAR Kepri. Maka dari itu kami menolak di sana dijadikan tempat karantina pasien positif Covid-19," terangnya, Kamis (6/8/2020).

 SEKDA KEPRI Arif Fadillah Lakukan Hal Ini Terima Laporan Sampel Swab dari Tanjungpinang dan Batam

 Jadwal Pemadaman Listrik di Tanjungpinang, Berlaku 10 - 11 Agustus 2020, Berikut Daerah Terdampak

Alasan lain, Pemerintah Provinsi Kepri juga belum pernah menjalin komunikasi dengan masyarakat terkait rencana itu.

"Tidak ada sosialisasi dan mengadakan pertemuan dengan masyarakat,"sesalnya.

Sugeng sangat menyayangkan sikap pemerintah ini. Meski begitu, jika memang tetap dipaksakan lokasi karantinanya di sana, masyarakat berharap protokol kesehatan diterapkan secara ketat.

"Kami berharap pemerintah bisa menjamin pasien yang ditempatkan di sana tidak keluar-keluar hingga berkontak dengan masyarakat," ungkapnya.

(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved