BATAM TERKINI

Dinilai Janggal, Kematian Hendri Warga Belakangpadang Batam yang Meninggal Usai Diamankan Polisi

Ibunda almarhum Hendri Alfred Bakari, Jamilah menyebut adanya kejanggalan terkait kematian anaknya usai diamankan polisi

TRIBUNBATAM.ID/ALAMUDIN
Suasana di ruang pemulasaraan jenazah RSBK Batam, Sabtu (8/8/2020) malam, sesaat jenazah Hendri akan dipindahkan ke RSBP Batam 

Editor Danang Setiawan

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ibunda almarhum Hendri Alfred Bakari, Jamilah menyebut adanya kejanggalan terkait kematian anaknya usai diamankan polisi.

Hendri dinyatakan meninggal selang dua hari ditangkap petugas kepolisian.

Ia ditangkap polisi Kamis (6/8/2020) lalu (sebelumnya ditulis Jumat, 7 Agustus).

Di rumah sakit, Jamilah merasa ada yang ganjal terjadi pada anaknya.

Hendri ditangkap karena menjadi terduga pelaku narkoba.

Jamilah, ibu almarhum Hendri menangis tersedu-sedu melihat anaknya terbaring kaku di ruang instalasi pemulasaraan jenazah Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam, Sabtu (8/8/2020).

Kronologi Meninggalnya Hendri Warga Batam dari Kasat Narkoba Polresta Barelang: Sempat Sesak Napas

Jamilah Buka Wrapping di Kepala Almarhum, Keluarga Tak Terima Hendri Meninggal di Kantor Polisi

Karena di tubuh anaknya yang meninggal itu terlihat beberapa lebam. Selain itu bagian kepala anaknya dilakban dan di-wrapping.

"Kenapa muka anak saya dibalut begitu jika tidak ada apa-apa?," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya telah mengonfirmasi terkait wrapping di muka almarhum Hendri kepada pihak rumah sakit.

"Kita tanya rumah sakit, kata itu dari kepolisian. Kita tanya kepolisian itu dari pihak rumah sakit," ujarnya.

Karena tidak tahan, akhirnya Jamilah berunding dengan keluarganya dan sepakat membuka wrapping tersebut.

Follow Juga:

Diiringi isak tangis istri Hendri dan keluarga lainnya, Jamilah membuka wrapping di wajah mendiang Hendri.

Kemudian, satu per satu lakban yang mengelilingi kepala almarhum dibuka oleh Jamilah sambil menahan tangisnya.

Sesekali jika kesulitan, Jamilah membisikkan sesuatu kepada almarhum.

Hampir memakan waktu selama lima menit lebih, akhirnya pembungkus di wajah anaknya itu selesai dibuka.

Usai Maghrib, jenazah Hendri Alfred Bakari dipindahkan keluarganya ke Rumah Sakit BP Batam untuk dilakukan visum.

"Kita minta visum di sini (RSBK) agak berbelit, akhirnya kita pindahkan ke RSBP Batam untuk visum," ujar Mega Silvia Bakrie, adik mendiang Hendri.

Menurut Mega, nantinya keganjalan yang dirasa keluarga atas meninggalnya Hendri akan ditindaklanjuti.

"Kita akan lakukan tindak lanjut atas kejadian yang menimpa abang saya," ujarnya.

Saat ini jenazah Hendri sudah dibawa ke Rumah Sakit BP Batam untuk menjalani visum atas permintaan keluarga.

Penjelasan Polisi

Kasat Narkoba Polresta Barelang, Kompol Abdul Rahman saat dikonfirmasi terkait meninggalnya terduga pelaku narkoba Hendri Alfred Bakari mengatakan, sebelum meninggal almarhum sempat mengalami sesak napas.

"Saat selesai pengembangan yang ketiga kali, yang bersangkutan merasa agak sesak napas. Dia pun meminta dibelikan obat asma semprot (spray), dan kami belikan," ujarnya pada Sabtu (8/8/2020).

Ia melanjutkan, usai diberikan obat, Hendri sempat merasa lebih mendingan, tetapi ketika pukul 05:00 WIB, ia kembali merasakan sesak dan meminta untuk diantarkan ke rumah sakit.

 FAKTA Calon Taruni Akpol Polda Kepri Gagal karena Covid-19, Ungguhan Sempat Viral di Twitter

 Unik, Pria Ini Selalu Pakai Baju yang Sama di Tiap Foto Sekolahnya, Terungkap Alasannya

Sedangkan untuk muka Hendri yang di-wrapping dan diperban, Rahman mengaku pihaknya tidak mengetahui hal tersebut.

"Kenapa di-wrapping dan diperban, kami tidak tahu. Karena itu urusan dokter semua. Kami pun tidak menyarankan wrapping ataupun perban," ujarnya saat dikonfirmasi.

Keluarga Hendri juga sempat mempertanyakan surat penangkapan yang tidak diberikan pihak kepolisian kepada pihak keluarga.

"Kami ada surat penangkapan, nanti jelasnya akan kami sampaikan," ujar Rahman.

Ia juga menerangkan soal autopsi.

"Untuk keputusan autopsi itu ada dua. Yang pertama permintaan penyidik, yang kedua permintaan keluarga," sebutnya.

Sedangkan untuk autopsi yang dilakukan di RSBP Batam dikatakan Rahman bukan ranah pihaknya.

"Masalah autopsi sekarang bukan ranah kami kepolisian. Karena surat kematian dan segala macamnya kami serahkan semuanya ke pihak keluarga. Jadi intinya autopsi jadi keputusan pihak keluarga," ujarnya.

Rahman mengatakan, saat penangkapan terhadap almarhum Hendri didapati narkoba jenis sabu-sabu.

"Untuk barang bukti, narkoba jenis sabu-sabu seberat 1,14 gram berikut dengan timbangan, dan pirex. Jadi kami menilai yang bersangkutan ini pengedar karena dia memiliki timbangan," ujarnya.

Selain itu, menurut Rahman, pihaknya mendapatkan informasi bahwa terduga pelaku Hendri juga pemakai narkoba jenis sabu-sabu.

"Juga ada saksi yang mengaku kalau mereka memakai sabu-sabu bersama," ujar Rahman.

Keluarga Syok

Seorang warga Kecamatan Belakangpadang, Batam, atas nama Hendri Alfred Bakari (38) meninggal dunia pada Sabtu (8/8/2020).

Amah Handayani, istri Hendri Alfred Bakari menuturkan, suaminya diamankan oleh sekelompok orang yang belakangan diketahui merupakan anggota kepolisian di sebuah kelong di kawasan Belakangpadang.

"Ia (Hendri) ditangkap di Kelong tempat dia sehari-hari beraktivitas," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Menurutnya, setelah ditangkap pada Kamis (6/8/2020) lalu (sebelumnya ditulis Jumat, 7 Agustus), suaminya dibawa kembali ke rumahnya untuk dilakukan penggeledahan pencarian barang bukti.

"Setelah ditangkap belum ada kabar. Kemaren sekitar pukul 17: 00 Wib, suami saya sudah di Polresta Berelang, dan saat penggeledahan kelihatan muka suami saya bengkak dan lebam," ujarnya dengan suara terbata-bata.

 Saling Tunjuk saat Rapat, Hearing di Komisi I DPRD Batam Nyaris Ricuh

 Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Suryani antar Bantuan Multivitamin untuk Tenaga Analisis BTKLPP Batam

"Mak kami tak apa apa," ujar istrinya menirukan suara Hendri.

Amah, istri Hendri melanjutkan, usai dilakukan penggeledahan di rumahnya, akhirnya pada Sabtu (8/8/2020) keluarga dijemput untuk dibawa ke Polresta Barelang untuk membesuk Hendri.

"Lepas Dzuhur katanya boleh jenguk. Kami dibawa dan diminta identitas keluarga. Kami disediakan boat, dibawa ke Polresta dan mereka bilang kami juga akan diantarkan pulang," ujarnya.

Sesampainya Amah dan seorang anggota keluarga di kantor polisi, mereka diajak masuk ke ruangan Satresnarkoba Polresta Barelang.

"Kami di dalam ruangan disampaikan suami saya sudah meninggal dan saat ini sudah berada di rumah sakit Budi Kemuliaan," ujarnya.

Saat melihat suaminya di rumah sakit, Amah merasa syok. Karena ia melihat muka suaminya sudah diperban dan di-wrapping rapi.

Amah menyatakan ia dan pihak keluarganya merasa janggal dengan kematian suaminya.

"Dia di awal sebelum ditangkap keadaan sehat, kalau memang salah maka ya harus diproses secara hukum. Masa dijemput hidup pulang sudah tidak bernyawa," ujarnya.

Dari pantauan Tribun Batam di ruang instalasi pemulasaraan jenazah, keluarga ramai memadati ruangan tersebut.

Suasana berkabung terlihat di ruang jenazah RSBK Batam.

Terlihat juga anggota kepolisian dari Satresnarkoba Polres Barelang juga berada di ruang instalasi pemulasaraan jenazah.

(TRIBUNBATAM.ID/ALAMUDIN)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved