Mulai Ramai Didatangi Wisatawan China, Tiket Tempat Wisata di Wuhan Digratiskan

Setelah berbulan-bulan hadapi pandemi Covid-19, Wuhan tampak mulai bangkit. Tempat wisata di Wuhan didatangi oleh para warga China untuk berkunjung.

AFP/HECTOR RETAMAL
Sejumlah pasangan dengan mengenakan masker menari di sebuah taman di sebelah Sungai Yangtze, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (12/5/2020). Tiket tempat wisata digratiskan, wisatawan berbondong-bondong ke Wuhan. 

Seperti diketahui, sektor perjalanan domestik saat pandemi tertatih-tatih di ambang kehancuran.

Kini, para agen perjalanan telah diizinkan kembali untuk mengoperasikan tur kelompok perbatasan melintasi provinsi di China.

Langkah yang diambil pemerintah berkaitan dengan sektor wisata ini adalah bentuk keyakinan pihak berwenang bahwa penyakit telah dikendalikan.

Adapun langkah untuk membuka Wuhan, yang merupakan wilayah yang pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19, disebut memiliki kepentingan simbolis tertentu.

Wuhan mencatat lebih dari 50.000 kasus yang dikonfirmasi, dan korban meninggal dunia sebanyak 4.000 orang.

Kota tersebut juga telah mengalami kuncian selama berbulan-bulan sebelum akhirnya dibuka kembali.

Ikuti Jejak India dan Amerika Serikat, Jepang Akan Melarang TikTok, China Beri Peringatan

TikTok menjadi perbincangan hangat di media sosial akhir-akhir ini.

Pasalnya, India dan Amerika Serikat mengumumkan larangan penggunaan aplikasi TikTok di negaranya.

Kini, Jepang dikabarkan akan mengikuti jejak kedua negara itu.

Namun China bereaksi keras atas rencana Jepang itu.

China bahkan telah memperingatkan Jepang bahwa larangan pada aplikasi video pendek TikTok yang berbasis di Beijing akan memiliki "dampak besar" pada hubungan bilateral.

Hal tersebut dikatakan penyiar TBS yang dikutip Reuters pada hari Jumat (7/8/2020), dari sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya.

Sekelompok anggota parlemen di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang telah memutuskan untuk mendorong langkah-langkah untuk membatasi aplikasi karena kekhawatiran data dapat berakhir di tangan pemerintah China.

Kementerian luar negeri Jepang belum bersedia berkomentar.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved