TRIBUN PODCAST
Tribun Podcast: Lebih Dekat dengan Putri Kaligis, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia Batam
Mantan Komandan Kompi Detasemen Sukarelawati Brigade Tempur Dwikora ini punya banyak cerita ketika masa konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tak lama lagi tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2020, seluruh bangsa Indonesia akan merayakan HUT ke-75 RI, dan waktu dimana bangsa Indonesia kembali mengenang jasa para pahlawannya.
Gusti Ayu Puteri Kaligis, atau yang akrab disapa Putri Kaligis merupakan seorang Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Batam. Semangat wanita luar biasa yang berusia 78 tahun ini masih terpancar dari dalam dirinya.
Mantan Komandan Kompi Detasemen Sukarelawati Brigade Tempur Dwikora ini memiliki banyak cerita sekaligus pengalaman ketika masa konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.
Ketika berbincang-bincang pada Tribun Podcast (Podcast) episode Sabtu (15/8/2020), wanita hebat ini mengenakan kemeja berwarna merah cerah tak lupa ia juga mengenakan masker berwarna putih yang sangat merepresentasikan hari kemerdekaan Indonesia, yaitu Merah dan Putih.
Siang itu, ia menceritakan berbagai pengalaman hidupnya selama menjadi Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) hingga membahas mengenai makna kemerdekaan di mata seorang veteran.
• Sempat Bebas, Terpidana Kasus Narkoba di Bintan Tak Melawan saat Dijemput Tim Kejari & Polisi
• Hibur Warga Batam, Ebiet G Ade Akan Manggung di Hotel Radisson Malam Ini
Pembahasan itu ia mulai dengan cerita masa kecilnya di Bali. Menurutnya, saat itu perempuan sangat sulit untuk bersekolah dan tidak mendapatkan hak untuk dibiayai sekolah dari keluarga. Hingga saat ia lulus dari Sekolah Rakyat (SR) ia sempat menganggur selama setahun dengan tekad ingin melanjutkan pendidikan.
"Saya ingin tetap melanjutkan sekolah. Saya akan berusaha bagaimanapun untuk bisa tetap melanjutkan pendidikan saya meski tak punya biaya," ucapnya.
Tekadnya yang kuat rupanya membuahkan hasil, saat itu ia mendapatkan dukungan dari gurunya untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Guru Bawah (SGB). Setelah mempertimbangkan, ia pun mengikuti tes dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Ia berada pada peringkat pertama dalam tes SGB tersebut.
"Saya setiap ujian ataupun tes selalu menempati posisi pertama," ujarnya sambil tertawa.
Saat itu pendidikan Sekolah Guru Bawah (SGB) merupakan salah satu sekolah ikatan dinas dimana menyediakan pendidikan secara gratis dan menyediakan asrama untuk tempat tinggal para siswa.
Saat dinyatakan lulus tes SGB, rupanya ia tidak mendapatkan restu dari keluarganya. Sempat kecewa, namun tekadnya tak pudar dan tetap berteguh dengan pilihannya untuk melanjutkan pendidikan di Singaraja.
Dewi fortuna tak henti-hentinya memberikan keberuntungan padanya. Saat itu pihak SGB juga memberikan kesempatan bagi siswa yang lulus dari sekolah itu untuk meneruskan pendidikan di SGA (Sekolah Guru Atas) dengan syarat siswa tersebut harus memiliki nilai yang bagus.
Ia pun lulus dan diterima di SGA, sekolah ini juga merupakan sekolah ikatan dinas yang menyediakan pendidikan gratis.
Lagi-lagi setelah menjalankan pendidikan di jenjang SGA, tentunya ia bersama teman seangkatannya harus melanjutkan pendidikan.