Terungkap di Persidangan Putra Siregar, Keuntungan PS Store Rp 200 Juta dalam Sehari

Lahata seorang pegawai PS Store cabang Condet, Jakarta Timur, dipanggil sebagai saksi di sidang lanjutan kasus dugaan pelanggaran kepabeanan yang meny

Editor: Eko Setiawan
Warta Kota/Rangga Baskoro
Terdakwa kasus dugaan pelanggaran kepabeanan, Putra Siregar saat menghadiri sidang perdana di PN Jakarta Timur, Senin (10/8/2020) 

TRIBUNBATAM.id, CAKUNG -- Seorang Pegawai PS Store dipanggil dalam sidang lanjutan Putra Siregar.

Dalam sidang tersebut terungkap berapa keuntungan bersih Putra Siregar dalam satu hari.

Lahata seorang pegawai PS Store cabang Condet, Jakarta Timur, dipanggil sebagai saksi di sidang lanjutan kasus dugaan pelanggaran kepabeanan yang menyeret Putra Siregar.

Ia bekerja untuk mengelola kuangan di cabang Condet, Depok dan Tangerang, sejak 2018 lalu.

Lahata ditanya oleh salah satu jaksa penuntut umum (JPU) terkait omzet PS Store dalam menjual handphone baru dan bekas.

SELASA SEHAT - Jangan Salah, Maag Bukan Penyakit dan Tidak Bisa Sembuh, Pahami Cara Tepat Tanganinya

KABAR BAIK, Dua Warga Batam Sembuh dari Virus Corona, Wajib Karantina Mandiri 14 Hari

Lahata kemudian mentransfer uang ke rekening perusahaan atas nama Putra Siregar setiap 1 bulan sekali. Uang yang ditransfer Lahata ke rekening tersebut nilainya hingga milyaran rupiah.

"Ada (milyaran), di transfer ke rekening perusahaan setiap 1 bulan sekali," kata Lahata kepada seorang Jaksa.

Selain bertugas mengelola, Lahata juga sempat ditugaskan untuk melakukan pembelian barang ke Jimmy yang saat ini masih DPO.

Ia menjelaskan tak mengenal sosok Jimmy, komunikasi hanya dilakukan melalui pesan teks saja.

"Saya kenal Koko Jimmy, tapi enggak pernah tatap muka. Hanya dua kali pesan barang lewat pesan singkat," ujarnya.

Saksi lain bernama Leris menjelaskan bahwa memang ada perbedaan harga barang yang dijual di PS Store. Meski begitu, ia mengaku perbedaan harganya tak terlalu signifikan.

"Setahu saya memang lebih murah kalau di toko kami. Tapi bedanya hanya Rp 50-100 ribu saja," katanya. 

Kesaksian tiga karyawan

Sebanyak tiga orang saksi dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus dugaan pelanggaran kepabeanan yang menjerat pengusaha toko handpone Putra Siregar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (18/8/2020) sore.

Tiga saksi yang dihadirkan merupakan pegawai yang mengaku pernah bekerja sebagai customer service di cabang-cabang toko PS Store. Mereka yakni Revina CS di PS Store Batam, Lahata dan Leris CS di PS Store Condet.

Sidang yang dihadiri oleh 3 majelis hakim diawali dengan melontarkan pertanyaan kepada mereka bertiga.

Saat ditanyai alasan yang membuat atasannya duduk di meja hijau, mereka serentak menjawab tak tahu.

"Enggak tahu yang mulia, yang saya tahu hanya masalah pabean, tapi pabean artinya apa, saya enggak tahu," ucap Lahata kepada majelis hakim.

Mereka yang bekerja sejak tahun 2018 tersebut juga tak mengetahui terkait proses pembelian barang yang diperjualbelikan di PS Store.

"Enggak tahu dulu barang belinya dari mana, yang saya tahu cuma dari Koko Jimmy. Tapi kalau sekarang dari agen resmi seperti Oppo, Vivo, Samsung dan Realme. Iphone juga ada," ujar Revina.

Selain membeli stok handphone dari Jimmy, mereka juga mengaku bahwa sejumlah barang baru dan bekas juga dibeli dari ITC Roxy.

"Ada yang bekas dan baru. Ada yang dari Koko Jimmy belinya, ada juga yang beli dari Roxy," tuturnya.

Sosok Jimmy

Nama Jimmy disebut dalam sidang perdana kasus pelanggaran kepabeanan yang menyeret Putra Siregar.

Ia diduga kuat menyuplai ratusan barang ilegal kepada Putra Siregar untuk dijual ke publik.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Bea Cukai Kanwil Jakarta Ricky Mohamad Hanafie mengatakan sosok Jimmy bukan satu-satunya pemasok barang ilegal ke Putra Siregar.

Pihak Bea Cukai menyebutkan Putra Siregar mendapatkan pasokan handphone ilegal tidak hanya dari Jimmy seorang.

"JJ (Jimmy) ini salah satu pemasok ke PS, jadi ada beberapa pelaku lainya. Tidak hanya JJ," kata Ricky saat dikonfirmasi, Kamis (13/8/2020).

Ricky mengaku sudah mengantongi nama-nama yang juga ikut menyuplai handphone ilegal tersebut. Namun demikian Ricky tak mau membeberkan identitas para penyelundup ke publik.

"Kami belum bisa sebut, ini masih dalam proses persidangan," kaya dia.

Ia juga enggan menjelaskan ihwal keberadaan Jimmy yang hingga kini masuk daftar pencarian orang (DPO). Pihaknya tak mau bicara banyak soal proses pencarian Jimny dan menunggu fakta baru dari persidangan.

"Nanti fakta-fakta yang muncul dipersidangan kita akan cermati lebih lanjut itu sebagai langkah berikutnya dari kami," ucap Ricky.

Sebelumnya Bea Cukai Kanwil Jakarta menyita ratusan unit handphone milik Putra Siregar di dua cabang toko. Toko pertama terletak di kawasawan Jalan Raya Sawangan Depok dan Jalan KH Hasyim Azhari, Cipondoh, Tanggerang Selatan.

Total 190 handphone illegal milik Putra Siregar pun disita. Pihak Bea Cukai pun mengkalkulasikan kerugian negara akibat pajak yang tidak dibayarkan yakni Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 15 041.668 dan Pajak Penghasilan (PPH) senilai Rp 11.281.251, maka total pajak yang tidak dapat diterima negara karena ulah Putra Siregar sebesar Rp 26.332.919.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Seorang Pegawai Putra Siregar Ungkap Keutungan PS Store Rp 200 dalam Sehari

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved