Pertamina Rugi Ahok BTP Dibully, Trending Topik di Twitter dan Terungkap Permasalahannya

Selama semester I 2020 atau di tengah penyebaran virus corona, tercatat perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$767,91 juta setara Rp11,13 triliun

Editor: Eko Setiawan
Instagram Ahok
Gestur Ahok BTP saat Bicara dengan Presiden jadi Sorotan, Pakar Singgung Kepercayaan Jokowi 

Meski begitu, Komaidi berpandangan bahwa Pertamina memiliki peluang untuk memperbaiki kinerja pada sisa tahun ini.

Hal itu dapat dikejar seiring dengan pemulihan ekonomi di tengah penanganan covid-19 yang meningkatkan konsumsi BBM dan gas.

Baca Juga: Rugi US$ 767,91 juta di semester I-2020, Pertamina: Kami menghadapi triple shock

"Jika pemulihan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah berjalan dengan baik saya kira dampaknya akan positif bagi semua pihak termasuk Pertamina yang sebagian besar pendapatan usahanya dari sisi hilir," kata Komaidi.

Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan pada situsnya, hingga 30 Juni 2020 kerugian yang diderita Pertamina tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha.

Penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.

Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,54 miliar.

Pengamat migas dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto memang mengamini pandemi covid-19 yang memukul demand migas telah menekan kinerja perusahaan yang bergerak di sektor ini.

Kendati begitu, dia menilai perlu dilihat lebih rinci lagi, apa saja penyebabnya Pertamina bisa berbalik rugi atau mengalami penurunan laba yang lebih dari 100% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Kata Pri, strategi mitigasi yang perlu dilakukan Pertamina di sisa tahun ini akan sangat bergantung pada penyebab utama dari kerugian yang timbul pada paruh pertama lalu. "Perlu dilihat apa yang menjadi penyebab utama dari kerugian sebesar itu.

Karena dengan tingkat kerugian sebesar itu, meskipun demand dan pasar migas sudah mulai pulih, tentu akan memperberat upaya dalam bisa membukukan laba di tahun ini," terang Pri.

Tiga Penyebab Rugi

Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman membeberkan tiga alasan kerugian yang diderita Pertamina.

Pertama, terjadinya penurunan harga minyak mentah dunia. Kedua, penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri hingga mencapai 30% saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ketiga, pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi kerugian selisih kurs di Pertamina.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved