Sensasi Tak Biasa Nginap di Hotel Kastil Kayu, Tarif Rp 140 Juta Per Malam Tanpa Fasilitas Toilet
Hotel baru ini menawarkan pengalaman unik yakni struktur kastil kayu yang pertamaka kali ada
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepingin berlibur dan menginap di hotel dengan suasana yang baru?
Berikut Ini adalah sebuah fitur menarik yang cukup langka di antara kastil-kastil Jepang.
Sebuah hotel baru di Jepang menawarkan pengalaman unik yakni struktur kastil kayu.
Menurut laman CNN, hotel ini pertama kali dibuka untuk pengunjung pada Bulan Juli.
Para tamu pada awalnya hanya diberi kesempatan untuk menikmati bangunan kastil pada waktu-waktu tertentu.
Selain itu, untuk tahun pertama, pengelola hanya memperbolehkan 30 kali masa inap. Adapun maksimal tamu yang diizinkan menginap selama masa inap sebanyak enam orang.
Jika tertarik, Anda perlu menyiapkan dana satu juta yen atau sekitar Rp 140 juta atau tepatnya Rp 139,67 juta per malam untuk dua tamu.
Anda juga harus menyiapkan dana tambahan sebesar 100.000 yen atau sekitar Rp 13,96 juta untuk dua orang tamu tambahan.
Kastil ini tidak memiliki toilet, AC, maupun toko. Untuk itu, pengelola membangun sebuah bak mandi mewah dan ruang duduk di salah satu sudut tersembunyi khusus bagi tamu hotel.
Berdasarkan sejarah, bangunan kastil dari kayu itu didirikan pada tahun 1617 dan menjadi satu dari beberapa kastil kayu yang masih tersisa di Negeri Sakura ini.
Kastil tersebut memiliki empat buah menara. Menurut laman Japan Guide, menara utama diapit oleh menara di dua sisi.
Ini adalah sebuah fitur menarik yang cukup langka di antara kastil-kastil Jepang.
Di dalam bangunan kastil, ada pameran tentang sejarah Ozu, peta tentang topografi lokal dari masa lalu hingga sekarang, model kastil, dan pajangan baju besi dan barang-barang lain milik penguasa pada masa lalu.
Perubahan kastil menjadi hotel bukan hanya bertujuan untuk mengalihfungsikan properti namun juga bertujuan untuk menghidupkan kembali permukiman di wilayah tersebut.
Seperti diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang menghadapi masalah penurunan populasi. Hal ini terjadi di kota-kota pedesaan.
Kota Ozu sendiri pernah menjadi pusat politik di era Edo yakni pada tahun 1603-1868, dan berkembang pesat selama periode Meiji pada 1868-1912 dan Taisho pada 1912-1926.