Soal Dugaan WNI Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo, Kemenlu Masih Tunggu Hasil Penyidikan Filipina
Kemlu RI juga telah berkoordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait di dalam negeri untuk melakukan penelusuran dan status kewarganegaraan keduanya
TRIBUNBATAM.id - Status dua warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat dalam ledakan bom di Jolo, Filipina Selatan masih diselidiki Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI).
“Pemerintah Indonesia melalui perwakilan yang ada di Filipina, yakni KBRI Manila dan KJRI Davao telah berkoordinasi dengan pihak otoritas setempat untuk meminta informasi lebih detil,” kata Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha di Jakarta, Jumat (5/9)
Judha mengatakan Kemenlu RI juga telah berkoordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait di dalam negeri untuk melakukan penelusuran dan status kewarganegaraan keduanya. Selain itu, pemerintah juga akan menelusuri rekam jejak dua WNI terduga selama ada di Indonesia.
“Saat ini otoritas Filipina masih melakukan penyelidikan mengenai peristiwa bom di Jolo untuk mengetahui dan mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab,” katanya.
Sebelumnya diberitakan media lokal, ledakan bom di Jolo, Filipina pada 24 Agustus menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya.Komandan militer regional Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan, ada lima tentara dan empat warga sipil yang tewas dalam serangan pertama di siang hari.
Bom dipasang di sebuah sepeda motor dekat dua truk tentara yang tengah di parkir depan toko bahan makanan dan toko komputer.Ledakan kedua terjadi tak jauh dari lokasi pertama, yang diduga menggunakan 'pengantin' perempuan sebagai penyerang bunuh diri.
Insiden ini terjadi sejam setelah ledakan pertama dan menewaskan pelaku serta seorang tentara.Sebelumnya, seorang pelaku pengeboman diduga sebagai perempuan Indonesia yang merupakan istri dari pelaku pengeboman di Jolo tahun sebelumnya.
Namun, menurut pihak Filipina, pelaku pengeboman sudah diidentifikasi sebagai warga negara mereka.
Akhir Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menegaskan pelaku bom bunuh diri di Jolo, Filipina bukan warga negara Indonesia (WNI).Hal tersebut berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh Kemlu RI dari Kepala Komando Mindanao Barat atau Western Mindanao Command (Westmincom) Filipina.
“Pelaku bom bunuh diri adalah 2 orang wanita. Kedua pelaku menurut informasi tersebut diidentifikasi sebagai warga lokal,” kata Menlu saat konferensi pers dengan media, Kamis (27/8).
Informasi dari Westmincom, pelaku pertama diidentifikasi sebagai istri pelaku pembom bunuh diri di Jolo pada bulan Juni 2019 lalu.Sedangkan pelaku kedua diidentifikasi sebagai istri dari seorang anggota Abu Sayyaf dan keduanya merupakan warga Filipina.
Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Manila dan KJRI Davao dikatakan Retno terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina dan memantau perkembangan peristiwa ini dengan seksama.
“Sesuai informasi yang kami terima sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dalam kedua peristiwa ledakan tersebut,” kata Menlu saat itu.
Menlu mengatakan otoritas setempat masih terus melakukan investigasi dan identifikasi lebih lanjut.
“Kami akan terus lakukan koordinasi dengan mereka,” katanya.
Direktur Institut Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, Rommel Banlaoi menduga Nanah adalah putri dari pasangan suami istri, pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang menyerang gereja Katedral Jolo pada Januari 2019.