Polisi Buru Pelaku Pembuang Bayi di Sambau Nongsa Batam hingga Sikap KPPAD Kepri
Saat ditemukan di semak-semak, kondisi bayi malang itu sangat memprihatinkan. Kondisinya masih berlumuran darah, dibungkus dalam kantong plastik
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepolisian Sektor (Polsek) Nongsa Batam masih memburu pelaku pembuangan bayi perempuan di Kampung Klembak, Sambau, Nongsa, Batam, Kamis (10/9/2020) lalu.
Hal ini disampaikan Kapolsek Nongsa, AKP I Made Putra.
"Kita sedang lidik siapa yang membuang bayi perempuan itu," katanya, Jumat (11/9/2020).
Saat ditemukan sekira pukul 17.30 Wib, bayi perempuan dengan berat 2,7 kg diperkirakan baru dilahirkan beberapa jam sebelumnya.
"Baru sekitar lima jam umurnya saat ditemukan," ujarnya.
Bayi itu pertama kali ditemukan oleh Arifin seorang warga Kampung Kelembak.
Saat ditemukan, kondisi bayi malang itu sangat memprihatinkan. Kondisinya masih berlumuran darah, masih ada ari-arinya, dan bayi itu dibungkus dalam kantong plastik berwarna biru.
Arifin lalu menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Sambau dan menyelamatkan bayi perempuan itu.
Bayi itu pertama kali dibawa ke klinik terdekat untuk pertolongan pertama sebelum dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kepri untuk perawatan lanjutan.
Sikap KPPAD Kepri
Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial, mengutuk keras perbuatan kedua orangtua bayi malang yang tega membuang bayinya.
Sebab, kuat dugaan jika si bayi ditelantarkan dengan sengaja oleh kedua orangtuanya.
"Tentu kami mengutuk tindakan ini. Siapapun orangtua bayi itu, seharusnya tidak melakukan tindakan keji tersebut," tegas Erry kepada Tribun Batam saat dikonfirmasi, Jumat (11/9/2020).
Menurutnya, tindakan menelantarkan bayi sama saja telah menodai hak asasi manusia (HAM). Dalam hal ini adalah hak anak untuk hidup dan tumbuh berkembang.
Selain itu, Erry menyayangkan jika di Provinsi Kepri sendiri, tindakan demikian masih sering terjadi. Minimal satu bulan sekali atau bisa dua bulan sekali.
"Kalau data, ada di kantor," ujarnya lagi.
Erry mendesak agar pihak kepolisian segera mencari keberadaan orangtua bayi. Sebab, kebutuhan asupan Air Susu Ibu (ASI) terhadap bayi mesti diperhatikan.