ANAMBAS TERKINI
Warga Anambas Masih Kesulitan Air Bersih, Wan Zuhendra Dorong SPAM Gunakan APBN
Warga Anambas yang kesulitan air bersih, seperti di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah. Mereka harus membeli air untuk keperluan sehari-hari.
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Kebutuhan akan air bersih masih dirasa minim oleh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Beberapa desa di Kecamatan Siantan Tengah seperti di Desa Air Asuk bahkan harus membeli air untuk keperluan sehari-hari.
Di desa ini sebenarnya terdapat sistem pengolahan air laut menjadi air baku yang layak konsumsi.
Hanya saja, untuk mengoperasikan mesin itu, membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit.
Mulai dari bahan bakar untuk menghidupkan mesin dengan hasil air baku yang dihasilkan.
Persoalan akan air bersih ini juga yang perlahan coba diurai Pemkab Anambas.
Pipanisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bawah laut dari Pulau Siantan ke Kecamatan Siantan Tengah dibangun dengan melewati sejumlah desa di sana.
Sejumlah desa tersebut di antaranya Desa Lidi, Desa Liuk, Desa Air Sena, termasuk Desa Air Asuk.
Penyerahan dokumen usulan pembangunan ini pun, sudah diserahkan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra kepada Kepala balai prasarana permukiman wilayah (BPPW) Kepri, Albert Reinaldo, di Padang Melang pada Rabu (16/9) kemarin.
Pembangunan penyediaan air bersih ini diakui Wan Zuhendra bisa mencapai Rp 18 Miliar, dengan didorong melalui APBN.
"Sampai saat ini seluruh persyaratan teknis seperti Detail Engineering Design (DED) dan lainnya telah di lengkapi.
Apabila ini tuntas maka empat desa yang ada di kecamatan Siantan Tengah bisa menikmati air bersih," ujar Wan Zuhendra.
• PT Moya Indonesia Kelola SPAM di Batam Selama Transisi, Kepala BP Batam: Jangan Sampai Ada Mati Air
• BP Batam Bakal Libatkan Swasta Kelola Air Bersih, Cak Nur: Kewenangannya Justru di Pemerintah
Ia tidak mengelak, kondisi kontur lahan di sana menjadi kendala dalam menghadirkan air bersih untuk warga.
Ini berdampak pada minimnya sumber mata air karena lahan yang didominasi oleh bebatuan.