Omzet Penjualan Pakaian Bekas di Batam Menurun Drastis, Pedagang Mengeluh

Pedagang mengeluh, dagangan pakaian bekas mereka kurang laku belakangan ini. Apalagi semenjak ada isu virus corona bisa menular lewat baju bekas

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/Ronnye Lodo Laleng
OMZET MENURUN- Suasana di Pasar Seken Jodoh, Batam, Jumat (18/9/2020) siang. Sejumlah pedagang pakaian bekas mengeluh penghasilannya menurun semenjak ada pandemi Covid-19 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sejak adanya wabah virus Corona, secara tidak langsung berdampak terhadap usaha pakaian bekas di Pasar Seken Jodoh, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Akhir-akhir ini omzet penjualannya mengalami penurunan yang cukup drastis.

Pantauan Tribun Batam.id, Jumat (18/9/2020), terlihat ada beberapa pedagang yang sengaja menutup lapaknya.

Situasi di sekitar pasar seken juga terlihat lengang.

Sementara itu, masih ada beberapa warga maupun pedagang yang tidak memakai masker di lokasi pasar seken.

Banyak Karyawan Swasta Terpapar Corona, Ini Imbauan Wakil Wali Kota Batam

Pasien Positif Covid-19 di Kepri Tambah 69 Orang, 53 di Antaranya dari Batam, Total Kasus 1619

"Biasanya kalau pagi hingga siang pengunjung sudah ramai datang silih berganti menghampiri lapak kami," kata Buyung (45), seorang pedagang.

Iapun mengeluh. Biasanya dari pagi hingga siang sudah ada 3 atau 4 helai baju terjual.

Namun Jumat itu, belum ada satu pun pakaian bekas yang laku.

Warga Bengkong Pertiwi ini mengaku, kadang timbul rasa jenuh dan kurang semangat ke pasar. Pasalnya, jualan baju seken miliknya kurang laku akhir-akhir ini.

Tidak hanya itu, barang-barang seken dari Singapura dan Malaysia juga sudah susah masuk ke Batam.

"Saat ini kami hanya menjual stok yang ada saja," sambungnya.

Seorang pedagang pakaian lain, Salmawati (37) mengakui, dengan beredarnya isu soal virus corona bisa melalui baju bekas, omzet penjualan pakaian yang dijualnya menurun.

Bahkan pembeli yang berkunjung ke lapaknya cenderung sepi, walaupun hanya untuk melihat-lihat saja.

“Usut punya usut, penyebabnya karena pembeli khawatir, jika pakaian bekas dapat menularkan virus corona. Padahal kami juga tidak tahu sampai ada pembeli yang berpandangan demikian. Terus terang, kami khawatir ada pihak yang sengaja menghembuskan kabar jika barang dagangan kami bisa menularkan virus Corona," katanya.

Hal senada juga disampaikan pedagang pakaian bekas asal Nagoya Iskandar (32).
Ia mengatakan, sejak maraknya kasus Covid-19, sangat berdampak terhadap usaha yang digelutinya.

Apalagi beredar isu, pembeli khawatir jika pakaian bekas yang dijual itu bisa menularkan virus Corona.

“Sepengetahuan kami, belum tentu juga pakaian bekas yang dijual pedagang benar-benar berasal dari Singapura bahkan China. Terus terang saja kami dirugikan dengan adanya isu tersebut, karena saat ini barang dagangan kami sepi pembeli," ujarnya.

Ia bercerita, semula ia menjual pakaian bekas dengan harga modal awal saja. Namun melihat perkembangan situasi, mereka terpaksa menjual murah.

"Ya mau ngak mau kita harus jual murah, karena situasipun lagi susah untuk semua kalangan, tutupnya.

(TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved