TRIBUN WIKI
Dehidrasi hingga Kebingungan Parah, Inilah 7 Gejala Baru Covid-19 yang Patut Diwaspadai
Para ahli mengungkapkan sejumlah gejala baru yang muncul pada pasien Covid-19 berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman para dokter.
"Secara klinis menyerupai proses inflamasi masa kanak-kanak lainnya, penyakit kawasaki." Demikian diungkapkan profesor pediatri sekaligus dokter penyakit menular pediatrik dari Yale School of Medicine, Thomas Murray, MD.
Contoh gejala yang harus diwaspadai orangtua antara lain demam tinggi yang berkepanjangan, mata merah, ruam, nyeri otot, muntah, dan diare.
Biasanya, kondisi ini terjadi beberapa hari setelah infeksi awal.
4. Masalah pencernaan
Penelitian baru mengklaim, banyak pasien Covid-19 mungkin tidak mengalami gejala pernapasan sama sekali, pasien malah menderita gejala gastrointestinal seperti diare, mual, dan muntah.
Sementara penelitian awal menemukan, kurang dari empat persen pasien Covid-19 memiliki gejala gastrointestinal.
Lalu, sejumlah penelitian yang lebih baru menemukan angka itu mendekati 11 persen, sementara beberapa penelitian lain mengklaim angkanya bisa mencapai 60 persen.
5. Kebingungan parah
Kelelahan adalah gejala umum Covid-19, tetapi pada beberapa orang terutama lansia, dilaporkan pula sejumlah gejala baru seperti disorientasi dan kebingungan parah.
Dalam pedoman klinis yang diterbitkan The University of Lausanne Hospital di Revue Medicale Suisse, disebut, kondisi tersebut dapat menyertai demam dan masalah pencernaan.
Joseph R. Berger, profesor neurologi di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, meyakini, gejala kejiwaan ini mungkin disebabkan oleh silent hypoxia yang dijelaskan di atas.
Kondisi itu adalah kekurangan oksigen di otak karena rendahnya kadar dalam darah.
"Otak tidak dapat menahan tingkat oksigen yang rendah. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, pasien akan menderita hipoksia, yang pada akhirnya dapat mengubah cara berpikir mereka," kata Berger kepada Inquirer.
6. Lemah dan dehidrasi
Direktur medis dari Ruth and Harry Roman Emergency Department di Cedars-Sinai Medical Center, Dr. Sam Torbati, memaparkan tentang kondisi ini.