AS-Rusia Memanas, Buntut Bentrok Tentara Rusia vs AS di Suriah, Amerika Kirim Kendaraan Lapis Baja
Buntut bentrok pasukan AS vs Rusia, militer Amerika Serikat mengirim kendaraan lapis baja buntut bentrok pasukan Rusia vs AS di Suriah timur
Editor Danang Setiawan
TRIBUNBATAM.id - Militer Amerika Serikat mengirim kendaraan lapis baja buntut bentrok pasukan Rusia vs AS di Suriah timur.
Peristiwa bentrok pasukan AS vs Rusia terjadi sebulan lalu, yang mengakibatkan 4 tentara AS terluka dalam insiden tersebut.
Enam kendaraan lapis baja diturunkan militer AS dalam misi 90 hari untuk memperkuat pasukannya di Suriah timur.
Tidak hanya kendaraan lapis baja, AS klaim telah mengirimkan bantuan pasukan sebanyak 1.000 prajurit ke wilayah tersebut.
Militer AS mengatakan, 100 tentara akan mendamping kendaraan tersebut, lansir AFP, Minggu (20/9/2020).
• Tentara Amerika Serikat dan Suriah Bentrok, Sebabkan 1 Orang Tewas dan 2 Luka-luka
• China Kecam Menlu Amerika Serikat, Mike Pompeo Diminta Berhenti Sebarkan Rumor
AS dan Rusia sebelumnya pernah bentrok satu sama lain di Suriah, seperti insiden tahun 2017 yang menewaskan sekitar 300 kontraktor militer Rusia.
"Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan negara lain di Suriah, tetapi akan membela pasukan Koalisi jika perlu," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat militer AS.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mendesak Turki untuk menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukungnya di Suriah utara, Jumat (18/9/2020) .
Turki mulai meluncurkan operasi militer besar pada tahun 2016 untuk menyingkirkan kelompok milisi Kurdi Suriah, termasuk SDF yang didukung AS, dari daerah yang mereka kuasai di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.
Operasi tersebut termasuk dukungan untuk faksi milisi Suriah lainnya.
Beberapa di antaranya menurut PBB bertanggung jawab atas pola yang mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir ini atas berat.
Termasuk penculikan, pembunuhan warga sipil dan pemindahan orang dan properti secara tidak sah.
Follow Juga:
“Saya mendesak Turki untuk segera meluncurkan penyelidikan yang tidak memihak, transparan dan independen ke dalam insiden yang telah kami verifikasi."
"Kami meminta penjelasan nasib mereka yang ditahan dan diculik oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang mungkin terjadi."
"Sejumlah kejahatan di bawah hukum internasional, termasuk kejahatan perang terjadi di daerah itu,” kata omisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet dalam sebuah pernyataan.