HUMAN INTEREST

KISAH PILU Nurul, Bocah 5 Tahun Warga Batam Berjuang Lawan Kanker Lidah Tanpa Orangtua Kandung

Di usianya yang masih terbilang anak-anak, Nurul harus melewati hari-hari melawan kanker lidah yang dia derita tanpa kedua orangtua kandungnya.

Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Di usia yang masih kecil, Nurul Khairun Nisa, bocah berusia 5 tahun warga Sagulung Kota harus berjuang melawan kanker. 

Editor : Tri Indaryani

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Di usia yang masih kecil, Nurul Khairun Nisa, bocah berusia 5 tahun warga Sagulung Kota harus berjuang melawan kanker.

Nurul divonis oleh dokter mengidap penyakit kanker lidah sejak usia satu tahun.

Kini, Nurul hanya dapat terbaring di kasur. Tubuh anak lima tahun ini tampak terkulai lemas, sesekali ia terleihat rewel, bahkan menangis.

Bukan tanpa alasan, di usianya yang masih terbilang anak-anak namun Nurul harus melewati hari hari melawan penyakit kanker.

Nurul dibesarkan orangtua asuhnya, yakni tantenya Kherin.

Kherin pula lah yang merawat dan membesarkan Nurul sejak dilahirkan pada usia 45 hari.

Kehidupan Nurul tak seperti anak pada umumnya, dia seorang yatim piatu.

Bersandar hidup pada tantenya Kherin dan dibantu oleh sang nenek yang juga sakit stroke.

Tantenya, Kherin berjuang untuk membesarkan Nurul.

GEJALA dan Penyebab Kanker Lidah, Bisa Dipicu Virus HPV hingga Efek Kawat Gigi

Ia sehari-hari bekerja menjaga warung untuk menafkahi ponakannya Nurul itu.

Saat ditemui TRIBUNBATAM.id di kediamannya, di Perumahan Puri Brata Indah Blok D Nomor 09, Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Senin (21/09/2020) pagi Nurul hanya terbaring diatas kasur.

Nurul ditemani oleh tantenya Kherin, tak hanya Kherin nenek Nurul juga tampak duduk menemaninya tepat di samping kasur.

"Iya pak, Nurul sudah terbaring dua minggu menahan rasa sakit yang ia derita. Saya hanya berserah kepada yang Allah untuk kesembuhan anak saya ini," ujar Kherin kepada Tribun.

Tak banyak kata yang terucap dari Kherin, ia hanya duduk termenung. Bahkan dengan penuh kasih sayang Kherin mengelus-elus rambut Nurul.

"Kamu yang sabar ya nak, kamu yang kuat ya. Allah sayang Nurul," bisik Kherin kepada Nurul memberi semangat.

Hati seorang ibu melihat anak kecil harus menahan rasa sakit membuat Kherin terus berjuang merawat Nurul, bahkan membesarkan Nurul sejak usia 45 hari hingga Nurul beranjak pada usia 5 tahun.

Kherin menceritakan singkat kisah Nurul yang ia besarkan sejak 45 hari itu butuh perjuangan panjang.

Ibunya Nurul merupakan adek kandung dari suami saya, jadi Nurul ini ponakan saya.

Sejak Nurul dalam kandungan, ayahnya sudah pergi meninggalkan ibu Nurul.

Setelah Nurul lahir, ibunya meninggal sementara ayahnya tidak tau pergi kemana sampai saat ini.

Kherin, kini hanya berharap bantuan para dermawan untuk menolong kesembuhan Nurul agar dapat sehat kembali dan meraih masa depan.

"Semoga hamba-hamba Allah dapat menolong Nurul supaya anak kami ini cepat pulih dan sembuh," ucapnya sedari menahan air mata.

Jika hanya mengandalkan keuangan ekonomi Kherin, ia jujur tak punya banyak uang untuk membawa Nurul berobat.

Bahkan Kherin tak punya penghasilan pasti. Ia hanya menjaga warung.

Penghasilannya dalam sehari pun dapat dihitung.

"Cukup untuk beli beras dan ikan sayur untuk makan anak-anak lah pak. Sehari jaga warung itu bisa dapat penghasilan Rp 60 ribu," ujarnya.

Kini Kherin tak hanya merawat anak angkatnya Nurul, ia juga harus membesarkan 4 anak kandungnya.

Sementara sang suaminya, sudah lama menganggur.

"Alhamdulillah ya mas, Nurul sakit suami saya diterima kerja di perusahaan di Tanjung Balai Karimun," ujarnya bersyukur. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved