Terungkap, 5 ABK Tewas di Kapal Usai Pesta Miras Oplosan, Mayatnya disimpan di Peti Pendingin
Lima Anak Buah Kapal (ABK) KM Starindo Jaya Maju VI tewas usai menenggak minuman keras oplosan di atas kapal ikan tempat mereka bekerja.
Polisi mendapati lima jenazah ABK tersebut disimpan di dalam ruangan pendingin.
Kelima ABK tersebut ternyata sudah meninggal hampir dua pekan. Keterangan nakhoda dan awak kapal lainnya, kelima jenazah tersebut sengaja diawetkan agar tidak membusuk untuk dikembalikan ke keluarga mereka.
Kronologi
Lima Anak Buah Kapal (ABK) KM Starindo Jaya Maju VI tewas usai menenggak miras oplosan di atas kapal ikan tempat mereka bekerja.
Mereka tewas secara beturut-turut dalam jangka waktu kurang lebih satu hari setelah mengonsumsi miras oplosan tersebut.
Kelima ABK yang tewas usai mengonsumsi miras oplosan tersebut masing-masing bernama Putra Enggal Pradana (19), Khoirul Mutaqqin (24), M. Zulkarnaen (24), Mohammad Son Haji (27), serta Miftakhul Huda (21).
Awalnya, pada pukul 15.30 WIB Kamis (3/9/2020) lalu, kelima ABK tersebut bersama-sama meminum miras oplosan yang ternyata dibeli oleh almarhum Mohammad Son.
Miras oplosan yang dibawa Son itu merupakan campuran alkohol antiseptik 70 persen dengan minuman berenergi dalam kemasan.
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Morry Edmond menuturkan, kelima ABK tersebut secara bersama-sama meminum miras yang ada hingga sampai Jumat (4/9/2020) dini hari.
Dijelaskan Morry, ABK pertama yang meninggal dunia setelah menenggak miras oplosan tersebut ialah Zulkarnaen.
"Pada hari Jumat, 4 September 2020 sekitar pukul 20.00 WIB, saksi nakhoda mendapat laporan bahwa MZ (M. Zulkarnaen) telah meninggal di ruangan istirahat bawah," kata Morry dalam konferensi pers di Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (21/9/2020).
Setelah Zulkarnaen meninggal dunia, satu jam kemudian ABK Putra mengalami sesak nafas.
Putra kemudian meninggal sekitar pukul 21.00 WIB Jumat malam itu.
Dua jam berikutnya, miras oplosan tersebut merenggut nyawa Khoirul.
"Sekitar pukul 23.00 WIB di ruangan istirhat, atas nama KM (Khoirul) sedang uring-uringan kesakitan, merasakan pusing, hingga akhirnya meninggal dunia," kata Morry.
