DUA PERUSAHAAN DI BATAM LOCKDOWN
Karyawan Banyak Terpapar Covid-19, PT Infineon Technologies Batam Sempat Gelar Rapid Test Massal
PT Infineon Technologies Batam dikabarkan sempat menggelar rapid test massal menyusul banyaknya karyawan PT tersebut yang terpapar corona.
Editor : Tri Indaryani
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Akibat banyak karyawan terpapar Covid-19, PT Infineon Technologies Batam dikabarkan sempat menggelar rapid test massal.
Berdasarkan informasi yang TRIBUNBATAM.id dapatkan dari salah seorang pekerja di kawasan Mukakuning, kegiatan rapid test itu melibatkan seluruh karyawan PT Infineon Technologies dan digelar sekira dua hari lalu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, kegiatan rapid test massal tersebut menjadi wewenang penuh internal perusahaan.
"Perusahaan melakukannya sendiri," ujar Didi saat dikonfirmasi TRIBUNBATAM.id terkait apakah pihaknya dilibatkan dalam agenda rapid test tersebut, Selasa (22/9/2020).
Didi menuturkan, rapid test itu digelar untuk mengantisipasi terjadinya penambahan pasien terpapar Covid-19 di Kota Batam yang berasal dari klaster karyawan.
Akan tetapi, Didi tak mengetahui pasti hasil tes terhadap seluruh karyawan PT. Infineon Technologies Batam.
• BREAKING NEWS - Banyak Karyawan Kena Covid-19, PT Infenion & PT Philips Batam Bakal Lockdown 14 Hari
Menurut pengakuan Didi, manajemen perusahaan tak melakukan koordinasi dengan pihaknya.
"Tidak tahu," ujar Kadinkes Batam.
Terpisah, seorang pekerja mengaku khawatir terhadap potensi meledaknya klaster karyawan di kawasan Mukakuning, Kota Batam.
"Kalau takut ya pasti. Apalagi, banyak kategori OTG juga 'kan? Itu yang buat semua panik," ujar pekerja bernama Fajar kepada Tribun Batam.
Fajar sendiri bekerja di salah satu perusahaan yang berada tak jauh dari dua perusahaan yang kini tengah disorot akibat banyaknya karyawan terpapar Covid-19 yakni PT Philips dan PT Infineon Technologies Batam.
Dia berharap, ledakan pasien di dua perusahaan itu tak terjadi. Sebab, bertambahnya pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di dua perusahaan sendiri akan menimbulkan risiko tersendiri.
"Kalau ditutup sementara waktu, tentu produksi PT itu terhenti dan bukan tak mungkin berdampak besar ke pekerja. Semoga saja ada jalan lain untuk menghentikan penyebarannya," tutup Fajar. (Tribunbatam.id/ Ichwan Nurfadillah)