HUMAN INTEREST
Kisah Tukang Parkir Wanita di Batam, Habiskan Waktu 12 Jam di Luar Rumah Demi Cari Uang
Penghasilan suaminya yang pas-pasan, mendorong Berlina Simangunsong menjadi tukang parkir wanita di Batam. Ia kerja mulai pukul 9 pagi hingga 9 malam
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pekerjaan sebagai tukang parkir tak jarang dipandang sebagai pekerjaan rendah di mata sebagian masyarakat.
Namun bagi mereka yang melakoninya, menjadi tukang parkir adalah pekerjaan yang mulia.
Jika pada umumnya kaum pria yang menjadi seorang tukang parkir, namun hal ini tidak menjadi persoalan untuk seorang ibu rumah tangga ini.
Ia adalah Berlina Simangunsong (48), warga Jalan Muara Takus Kelurahan Kampung Seraya, Kecamatan Batuampar, Batam. Kesehariannya, dia menjadi tukang parkir di area depan Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) di Seraya bawah.
Penghasilan suaminya yang pas-pasan, itupula yang membuat ibu 2 anak ini terpaksa terjun ke jalanan untuk mencari uang tambahan demi mencukupi kebutuhan hidup mereka sekeluarga, untuk makan dan lainnya.
• Viral Aksi Tukang Parkir Rela Basah Diguyur Hujan Demi Selamatkan Helm Pelanggan, Respect Banget
Sudah 1 tahun belakangan ini Berlina bekerja sebagai tukang parkir. Ia mulai bekerja dari pukul 09.00 Wib hingga pukul 21.00 Wib, setiap harinya.
Itu artinya 12 jam waktunya dihabiskan di luar rumah dengan menjadi tukang parkir.
Dengan berseragam oranye bercampur biru serta masker kain berwarna hijau, dan topi kaboi miliknya, ia terlihat semangat mengatur motor yang terparkir kurang rapi. Sesekali ia meniupkan peluit untuk memberikan isyarat ke pengendara lain, sebagai tanda hati-hati, ada motor yang hendak keluar dari parkiran.
Seperti tukang parkir kebanyakan, Berlina mondar-mandir hanya untuk mengambil uang Rp 1.000 di setiap kendaraan roda dua yang hendak keluar dari parkiran.
Dengan wajah lesuh, ia mengaku banyak suka dan duka yang ia hadapi di lapangan selama menjadi tukang parkir. Dukanya, di saat banyak orang tidak membayar parkir. Namun ia tidak mempermasalahkan itu.
"Saya yakin setiap rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan," katanya sambil menghembuskan napas per lahan, saat ditemui Tribunbatam.id, Rabu (23/9/2020).
Dari pekerjaannya ini, Berlina hanya bisa mendapatkan uang Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per hari. Uang itulah yang digunakannya untuk kehidupan sehari hari.
"Penghasilan saya biasanya kalau ramai itu Rp 70 ribu kalau sepi Rp 40 ribu atau Rp 50 ribu per hari. Selanjutnya membayar ke koordinator perhubungan sebesar Rp 10 ribu," ucapnya.
Duhulunya, sebelum Covid-19 melanda, mereka bisa menyetor ke Dinas Perhubungan sebesar Rp 600 ribu sebulan.
