WAWNCARA EKSKLUSIF
Mantan Pemred Kompas Suryopratomo Jadi Dubes di Singapura: Ini berkat Petuah Jakob Oetama
Wartawan senior, mantan Pemimpin Redaksi Kompas Suryopratomo dilantik Presiden Jokowi menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.
TRIBUNBATAM.ID - Suryopratomo, Mantan Pemimpin Redaksi Kompas yang juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi MetroTV tak pernah menyangka bahwa dirinya akan dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.
Suryopratomo mengatakan, menjadi duta besar bukanlah cita-cita atau ambisi yang ada di benaknya.
Prinsip wartawan senior yang akrab disapa Mas Tommy ini, selama ini ia hanya menjalankan profesinya dengan sebaik-baiknya.
Sebab, orientasi seorang wartawan bukanlah jabatan, melainkan karya. Nasihat dari pendiri Kompas Jakob Oetama inilah yang selalu dipegang hingga kini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 20 (dua puluh orang) Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia (RI) di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Senin (14/9/2020).
Dilansir TribunBatam.id dari laman Sektretariat Kabinet, pelantikan Dubes LBBP RI tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 91/P Tahun 2020 tanggal 11 September 2020, Nomor 92/P dan 93/P Tahun 2020 tanggal 14 September 2020 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 September 2020.
Para dubes yang dilantik seragam memakai masker merah, face shield, dan menjaga jarak satu dengan yang lainnya.
Nama-nama Dubes LBBP yang dilantik, yaitu:
1. Laurentius Amrih Jinangkung. Dubes LBBP RI untuk Tahta Suci Vatican, berkedudukan di Vatican;
2. Hildi Hamid. Dubes LBBP RI untuk Republik Azerbaijan, berkedudukan di Baku;
3. Mayjen TNI (Purn) Imam Edy Mulyono. Dubes LBBP RI untuk Republik Bolavarian Venezuela, merangkap Republik Trinidad & Tobago, Grenada, St. Lucia, Dominica (Commonwealth) dan St. Vincent & The Grenadies, berkedudukan di Caracas;
4. Mayerfas. Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCW, berkedudukan di Den Haag;
5. Ridwan Hassan. Dubes LBBP RI untuk Qatar, berkedudukan di Doha;
6. Ratu Silvy Gayatri. Dubes LBBP RI untuk Republik Finlandia merangkap Republik Estonia, berkedudukan di Helsinki;
7. Sukmo Harsono. Dubes LBBP RI untuk Republik Panama merangkap Republik Honduras, Republik Kosta Rika, dan Republik Nikaragua, berkedudukan di Panama City;
8. Agung Kurniadi. Dubes LBBP RI untuk Republik Ekuador, berkedudukan di Quito;
9. Suryopratomo. Dubes LBBP RI untuk Republik Singapura, berkedudukan di Singapura;
10. Kamapradipta Isnomo. Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, berkedudukan di Stockholm;
11. Ronny Prasetyo Yuliantoro. Dubes LBBP RI untuk Republik Islam Iran merangkap Republik Turkmenistan, berkedudukan di Tehran;
12. Andri Hadi. Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Belgia merangkap Keharyapatihan Luksembourg, European Union (EU), World Customs Organization (WCO), dan organisasi-organisasi internasional lainnya di Brussels, berkedudukan di Brussels;
13. Wisnu Edi Pratignyo. Dubes LBBP RI untuk Republik Namibia merangkap Republik Angola, berkedudukan di Windhoek;
14. Muhammad Lutfi. Dubes LBBP RI untuk Amerika Serikat, berkedudukan di Washington DC;
15. Hermono. Dubes LBBP RI untuk Malaysia, berkedudukan di Kuala Lumpur;
16. Adam Mulawarman Tugio. Dubes LBBP RI untuk Republik Islam Pakistan berkedudukan di Islamabad;
17. Mohamad Hery Saripudin. Dubes LBBP RI untuk Republik Kenya merangkap Republik Demokratik Kongo, Republik Federal Somalia, Republik Uganda, United Nations Enviromental Programme (UNEP), dan United Nations Human Settlements Programme (UN-HABITAT), berkedudukan di Nairobi;
18. Herry Sudrajat. Dubes LBBP RI untuk Republik Mozambique merangkap Republik Malawi, berkedudukan di Maputo;
19. Denny Abdi. Dubes LBBP RI untuk Republik Sosialis Vietnam, berkedudukan di Hanoi;
20. Mohamad Irzan Djohan. Dubes LBBP RI untuk Kesultanan Oman merangkap Republik Yaman, berkedudukan di Muscat.
Setelah pelantikan, Tribun Network sempat berdiskusi dengan alumni Institut Pertanian Bogor ini.
Bagaimana ia menjalani hari-harinya menjadi seorang wartawan? Dan apa pula yang akan dikerjakannya setiba di negara yang hanya sepelemparan batu dari Kota Batam ini?
• Klaster Dormitori Mukakuning Meledak, Covid-19 Kota Batam Cetak Rekor 119 Kasus
• Cara Cepat Menurunkan Kolesterol, Hindari Makanan Digoreng hingga Tinggi Lemak
• KIB Lobam Prioritaskan Pekerja Lokal dari Bintan
Berikut petikan wawancara eksklusif jurnalis Tribun Network, Kisdiantoro dengan Suryopratomo. Edisi lengkap diterbitkan di edisi cetak Tribun Batam.
Mas Tommy, bagaimana Anda yang seorang wartawan bisa menjadi duta besar?
Menjadi seorang duta besar itu tidak ada dalam mimpi saya. Saya seorang wartawan. Selama di Kompas, kami dididik untuk terus bekerja dengan baik, meghasilkan karya yang baik. Wartawan itu orientasinya bukan jabatan, ukurannya adalah karya. Itu yang ditekankan Pak Jakob Oetama kepada saya.
Apa respons keluarga saat Pak Jokowi meminta Anda menjadi Dubes?
Istri dan anak-anak sudah paham dengan pekerjaan saya. Saya puluhan tahun menjadi wartawan. Banyak waktu di luar, bahkan sampai larut malam. Mereka bisa mengerti itu. Ketika ada panggilan pengabdian kepada negara, kami harus siap.
Apa yang dipesankan Pak Jokowi kepada Anda?
Menjadi duta besar itu tak ada visi misi, yang ada adalah menterjemahkan atau menjalankan visi misi presiden. Pesan menteri luar negeri kepada semua duta besar adalah membangun kerjasama yang baik dengan negara lain, memberikan perlindungan dan pelayanan kepada warga negara Indonesia di Singapura.
Apa yang pertama kali akan Anda lakukan di Singapura?
Saya akan berkoordinasi dengan teman-teman di kedutaan dan sejumlah lembaga Indonesia yang ada di Singapura. Utamanya adalah menjawab kritik yang banyak dilontarkan di media sosial. Jadi pelayanan itu harus baik.
Selanjutnya apa?
Membangun kerjasama perdagangan atau pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Soal perdagangan ini, pelakunya kan bukan kedutaan besar, tapi para pengusaha atau UMKM.
Jadi, bagaimana kami bisa membuka peluang mereka untuk berbisnis di Singapura atau menghadirkan orang Singapura atau negara lain ke Indonesia untuk berbisnis atau investasi. (*)