Ex Komisioner KPK Laode M Syarif Sebut Febri Itu Wajah Terdepan KPK yang Disesalkan

Laode, Febridiansyah bukan hanya sebagai pegawai KPK melainkan juga ‘wajah terdepan’ lembaga pemberantasan korupsi ini dalam lima tahun terakhir.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif memberikan keterangan pers terkait pengesahan revisi undang-undang KPK di gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/9/2019). Laode M. Syarif mengatakan ingin mengetahui model pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas KPK sebagaimana tercantum dalam revisi Undang-Undang nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Febri memberi waktu ke KPK, selama sebulan untuk memproses pengunduran dirinya. Batas waktu , 18 Oktober 2020.

Febri belum berkomentar tentang informasi ini.

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menyaksikan petugas KPK menunjukkan barang bukti uang saat konferensi pers operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Bakamla di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/12/2016). KPK melakukan operasi tangkap tangan kepada tiga tersangka yakni dua pegawai PT. Melati Techonofo Indonesia Muhammad Adami Okta dan Hardy Stefanus serta Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi dengan menyita uang pecahan dolar AS dan dolar Singapura senilai Rp 2 miliar.
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menyaksikan petugas KPK menunjukkan barang bukti uang saat konferensi pers operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Bakamla di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/12/2016). KPK melakukan operasi tangkap tangan kepada tiga tersangka yakni dua pegawai PT. Melati Techonofo Indonesia Muhammad Adami Okta dan Hardy Stefanus serta Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi dengan menyita uang pecahan dolar AS dan dolar Singapura senilai Rp 2 miliar. (TRIBUNNEWS.COM)

Febri Diansyah lahir di Padang, Sumatera Barat, 8 Februari 1983.

Ia aktivis anti-korupsi Indonesia. Ia bergabung di KPK sejak 6 Desember 2016, dan sejak 2019 menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Biro Humas) KPK.

Ia tamat di FH UGM tahun 2007. Dia adalah yunior dan kader dari aktivis Pukat UGM, Zainal Arifin Muchtar (43 tahun). 

Zainal atau Uceng adalah Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM). Ini organisasi nirlaba berbasis akademik yang bergerak dalam kajian dan advokasi mengenai antikorupsi yang dijabat sejak Juli 2006 silam

Saat aktif di Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri menjabat bagian program monitoring hukum dan peradilan.

Tugasnya  memantau jalannya proses peradilan kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Ia juga aktif menulis di beberapa media nasional soal korupsi.

Pada Februari 2012, Febri dianugerahi penghargaan sebagai aktivis/pengamat politik paling berpengaruh pada tahun 2011. Penghargaan ini diberikan oleh lembaga riset politik Charta Politika Indonesia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved