BATAM TERKINI

Perusahaan Wajib Lakukan Swab Test, Pekerja Mukakuning Batam Positif Tambah 56 Orang

2 perusahaan kini jadi episentrum Covid-19 di kawasan industri yakni PT Infineon Technology Batam dan PT Philips Industries Batam

TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng
Menurut data dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Batam, jumlah pasien Covid-19 dari lingkungan dormitori bertambah sembilan orang. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM -  Para pekerja dari klaster Dormitori Mukakuning kembali mendominasi penambahan kasus Covid-19 Kota Batam, Kamis (24/9/2020). 

Dari 73 kasus baru, 56 kasus baru merupakan klaster Dormitori Mukakuning.

Seperti diketahui, dua perusahaan menjadi episentrum Covid di kawasan industri manufaktur di Batam itu, yakni PT Infineon Technology Batam dan PT Philips Industries Batam.

Dari 56 kasus baru ini, perempuan mendominasi, yakni 54 orang.

Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam juga menyebutkan bahwa pasien positif dari kalangan pekerja swasta yang dirawat, didominasi oleh perempuan, yakni sebanyak 374 orang. Selebihnya, 308 adalah pria.

Penambahan kasus ini membuat kumulatif Covid di Batam menjadi 1.430 orang. Dari jumlah itu, 705 orang sembuh dan 43 orang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, penambahan pasien diketahui setelah masing-masing perusahaan menggelar uji swab secara mandiri terhadap seluruh karyawan.

Menurut Didi, swab test tidak difasilitasi oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam. "Mereka yang tentukan hari dan diatur sama tim mereka," tambah dia.

DAFTAR Riwayat Kontak 21 Pasien Baru Covid-19 di Batam, 3 Orang Penghuni Dormitory Muka Kuning

Didi mengatakan, swab massal bagi seluruh pekerja adalah alternatif yang harus dilakukan jika tidak ingin operasional perusahaan ditutup sementara.

Pernyataan Didi ini berbeda dari Wali Kota Batam H Muhammad Rudi yang menyebutkan bahwa hanya perlu rapid test massal.

Didi mengatakan, sulit mengandalkan rapid test bagi karyawan karena pemeriksaan rapid test massal dianggap kurang reliabel dalam mendukung proses tracing Covid-19.

Hasil rapid test tidak dapat menjamin apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.

"Apapun hasilnya, mau reaktif mau tidak reaktif, tetap bisa positif," jelas Didi.

Sementara, di sisi lain, kontak erat seluruh pasien ini sangat banyak, mencapai ribuan orang sehingga penularannya juga bisa lebih luas lagi dalam waktu cepat.

Untuk diketahui, Infineon yang merupakan PMA asal Jerman ini memiliki 1.800 karyawan. Perusahaan ini berada di Kawasan Industri Batamindo.

Sementara Philips berada di Kawasan Industri Panbil, memiliki 3.400 karyawan. Perusahaan alat elektronik dan kelistrikan terbesar di dunia ini merupakan PMA dari Belanda.

Didi menambahkan, rapid test tidak disarankan menjadi solusi bagi pemutusan sebaran virus di lingkungan perusahaan. Karena itu, Didi lebih tegas agar perusahaan melakukan swab yang bisa memperlihatkan langsung kondisi pekerja.

“Bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga akan menentukan sikap perusahaan itu sendiri. Jika swab, sudah ketahuan, mana karyawan yang sehat dan bisa bekerja kembali dan dipisahkan dengan yang positif. Kalau rapid kan tidak karena masih ada OTG di situ,” katanya.

"Kalau tidak mau swab, maka alternatifnya,ya, lockdown dua minggu,” katanya.

Didi mengakui, swab massal tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit bagi perusahaan. Namun hal itu adalah pilihan terbaik bagi perusahaan itu sendiri.

“Nanti, kalau kasusnya bertambah, kerugian Anda jauh lebih besar lagi,” kata Didi.

Seperti diberitakan kemarin, spesimen uji swab biayanya mencapai Rp 1,7 juta per orang.

Didi menyebutkan, perusahaan yang menjalankan swab bagi seluruh pegawainya, hanya PT Philips, sedangkan Infineon, dirinya belum dapat kabar. "Philips mau swab mandiri, pada Jumat dan Sabtu, kalau tak salah," ujar Didi.

Karantina di Dormitori

Didi juga menyebutkan bahwa alternatif tempat karantina karyawan yang positif adalah Dormitori Mukakuning. Pasalnya, kondisi rumah sakit saat ini sudah penuh semua, termasuk RSKI Galang.

Koordinator Wilayah (Korwil) Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri mengatakan, wacana itu sudah terealisasi sejak beberapa hari lalu.

"Sudah dilakukan. Baik di kawasan Batamindo ataupun kawasan industri Panbil," katanya kepada Tribun Batam.

Pemilihan dormitori menjadi tempat karantina, kata dia, sudah dilakukan sejak rapid test dan hasil tracing penelusuran kontak, sejak kasus pertama ditemukan di dormitori.

Para pekerja yang reaktif dan memiliki kontak erat dengan yang positif, langsung dikarantina sambil menunggu hasil swab mandiri.

"Barulah setelah hasil swab keluar dan dinyatakan positif Covid-19, maka pekerja akan dibawa ke rumah sakit rujukan pemerintah," tambah dia.

Ayung menuturkan, anggaran untuk pemeriksaan swab dan rapid test massal sendiri dibebankan kepada masing-masing perusahaan di kawasan industri Mukakuning, Kota Batam.

Pengelola kawasan industri dan pihak perusahaan telah membentuk tim pencegahan Covid-19 internal.

"Nanti mereka yang akan berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas,” katanya.

Akibat penuhnya rumah sakit rujukan, Rusun BP Batam di Tanjunguncang dijadikan rumah sakit darurat tambahan, mulai Kamis kemarin.

Para petugas kesehatannya, sementara adalah dari Dinas Kesehatan Kota Batam saja.

“Mereka kebanyakan asimptomatik (tanpa gejala) dan tidak membutuhkan rawat khusus. Tapi untuk pasien yang disertai penyakit bawaan, tetap dilarikan ke rumah sakit rujukan yang ada," ucap Didi.

Berdasarkan data, jumlah pasien positif Covid-19 yang sedang dalam perawatan dirumah sakit 661 orang. Yaitu di RSBP Batam 31 pasien, RS Elisabeth Lubuk Baja (24), RS Elisabeth Batam Kota (6), RS Elisabeth Sei Lekop (1).

Selanjutnya di RSUD Embung Fatimah (50), RS Budi Kemuliaan (14), RS Harapan Bunda (3), RS Graha Hermin (1), RS Bhayangkara (8), RS AwalBros (32), RS Soedarsono Darmosoeito (3), RSKI Galang (482), isolasi mandiri (8) dan persiapan efvakuasi ke rumah sakit (21).

Kepala RSKI Covid-19 Pulau Galang, Kolonel CKM Khairul Ihsan Nasution mengatakan, RSKI Galang sudah penuh.

"Tadi pagi masuk lagi puluhan pasien lagi," ujarnya. (hsu/dna/bob/leo/reb)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved