Jokowi Tugaskan Luhut Tekan Covid-19 di 9 Provinsi, Berakhir Hari Ini, bagaimana Hasilnya?
Artinya pada hari ini, Selasa (29/9/2020), batas waktu terakhir Luhut dan Doni menekan kasus Covid-19 di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Ti
TRIBUNBATAM.id |JAKARTA - Presiden membentuk task force untuk menekan penyebaran Covid-19 di sembilan provinsi.
Pada 15 September lalu, Presiden memberikan waktu dua minggu kepada Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo yang memimpin task force tersebut untuk menurunkan kasus, menekan angka kematian, dan meningkatkan angka ke-sembuhan di sembilan provinsi terkait kasus Covid-19.
Artinya pada hari ini, Selasa (29/9/2020), batas waktu terakhir Luhut dan Doni menekan kasus Covid-19 di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.
Jika melihat data dari Satgas Covid-19 tidak ada perubahan signifikan penyebaran Covid-19 selama dua pekan terkahir.
Misalnya di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Pada 15 September lalu kasus di DKI mencapai 1076 kasus. Kasus positif di DKI fluktuatif dan sempat mencapai temuan 1352 kasus pada 21 September, sebelum kemudian 898 kasus pada 28 September kemarin.
Begitu juga di Jawa Timur, kasus temuan positif Covid-19 pada 15 September mencapai 378 kasus.
Temuan kasus fluktuatif, dan cenderung menurun.
Pada 28 September kemarin kasus positif Covid-19 di Jatim mencapai 284 kasus.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengklaim bahwa kasus Covid-19 cenderung menurun.
Bahkan menurut Doni kasus aktif Indonesia berada di bawah rata-rata global.
"Kita lihat data di sini, 6 September menuju ke 13 September terjadi kenaikan sekitar 0,5 persen, dan berturut-turut terjadi penurunan. Data kemarin telah berada di posisi 22,5 persen. Tepatnya 22,46 persen. Ini tren penurunan, jadi kita lihat data global pada 23,13 persen. Kita berada di bawah angka global ya untuk kasus aktif," kata Doni dalam konferensi pers virtual, Senin kemarin.
Untuk kasus sembuh menurut Doni juga terjadi fluktuasi.
Pada 20 September 2020 kasus sembuh mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen menjadi 73,77 persen dan berada di atas rata rata kesembuhan dunia.
"Demikian angka kematian kalau kita lihat pada 6 September yakni 4,1 persen, kemudian turun, turun dan sekarang berada di posisi 3,8 persen. Artinya mengalami tren penurunan walaupun masih di atas angka rata-rata global," pungkasnya.