PRAKIRAAN CUACA HARI INI
BMKG Prediksi Cuaca Anambas Hari Ini, Minta Warga Tetap Waspada
Kepala BMKG Kelas III Tarempa, Sirajul Munir menyebutkan, kondisi gelombang laut di Anambas saat ini berkisar antara 0 hingga 0,5 meter.
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri pada pagi hingga malam nanti.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tarempa, Sirajul Munir mengatakan, prakiraan terjadinya hujan disebabkan adanya penumpukan massa udara, sehingga terjadinya pertumbuhan awan hujan pada sejumlah wilayah di Anambas.
Ia menyebut, kondisi gelombang saat ini masih dalam kategori tenang berkisar antara 0 - 0,5 meter, dengan kecepatan angin 30 kilometer per jam.
"Apabila cuaca buruk, kita akan beri peringatan saat terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang," ucapnya, Jumat (2/10/2020).
Meski demikian, ia meminta warga untuk tetap waspada akan perubahan cuaca.
Bagi nelayan atau pengguna transportasi laut diminta untuk berhati-hati dan terus memantau informasi terkini tentang cuaca.
"Bila cuaca masuk kategori ekstrem, kami akan koordinasi dengan pihak Syahbandar, untuk memberi peringatan kepada nelayan dan transportasi laut," sebutnya.
Musim Angin Utara
Cuaca ekstrem biasa terjadi di Anambas, khususnya menjelang akhir tahun.
Kondisi cuaca yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang dan gelombang laut tinggi ini, biasa disebut musim angin utara oleh masyarakat setempat.
Memasuki musim angin utara, warga di Tarempa, Kecamatan Siantan, Anambas berbenah.
Musim yang biasa terjadi pada penghujung tahun ini mulai dirasakan warga yang ditandai dengan kondisi laut yang kurang kondusif.
• Waspada Cuaca Ekstrem di Karimun, Gelombang Tinggi hingga Longsor, Ini Kata BMKG
• Peringatan Dini BMKG, Hujan Deras Disertai Petir Melanda Kepri, Termasuk Batam
"Hujan sejak kemarin sampai pagi tadi. Lihat sendiri lah kondisi air laut, keruh. Tidak jernih berwarna biru, tanda ombak di laut mulai kuat," ujar seorang warga, Suman.
Ia mengatakan, kondisi cuaca laut yang ektrim ini diantisipasi warga dengan memperbaiki rumahnya yang berada di dekat laut.
Warga memperbaiki fondasi rumah termasuk atap rumah saat kondisi cuaca masih kondusif, sebelum musim angin utara masuk.
"Tiang-tiang kayu sudah diganti, kalau sudah dianggap tidak kuat lagi.
Begitu juga dengan atap dan papan. Kalau tidak, bisa kewalahan, karena cuaca di laut tidak seperti biasanya.
Pernah air laut itu sampai naik ke rumah karena hempasan ombak. Mau tidak mau, pemilik rumah membuka lantai berbahan papan serta memindahkan barang ke tempat yang lebih aman," katanya.
Diprediksi, ketinggian ombak saat musim angin utara mencapai tiga sampai empat meter.(TribunBatam.id/Rahma Tika)