Indah tapi Bukan Surga, Pulau Paling Terpencil Dunia, Tak Terjamah Corona Bisa Dengar Suara Rumput

Tristan da Cunhaatau TDC adalah sebuah pulau sangat terpencil di dunia, yang hanya dihuni ratusan orang sejak beberapa puluh tahun lalu

US Navy/AFP
Ilustrasi. Indah tapi Bukan Surga, Pulau Paling Terpencil Dunia, Tak Terjamah Corona Bisa Dengar Suara Rumput 

Lalu, ada Pulau Inaccessible atau tidak dapat diakses dan Pulau Gough yang berbatu, tempat Afrika Selatan mendirikan pusat stasiun cuaca dan menempatkan beberapa ahli meteorologi yang dirotasi tahunan.

"Ada kecenderungan untuk meromantisasi kehidupan pulau," kata Alasdair, tetapi Anda melakukannya atas risiko Anda sendiri,

"Memang tempat yang indah, tapi bukan surga." Penguin rockhopper utara menyukai pesisir terjal Tristan da Cunha.

Ribuan Burung Tak Berkicau

Selain desiran angin dan suara sapi aneh yang meraung di pulau utama, Anda tidak dapat mendengar suara lain di sini.

Satu hal yang mencolok tentang kepulauan ini adalah Anda dapat dikelilingi oleh ribuan burung ke mana pun Anda pergi, namun tidak pernah mendengar satu pun dari mereka berkicau.

"Sebuah ironi, begitu banyak burung namun tidak ada kicau burung," kata Alasdair, yang menyebut blognya penguins-and-potatoes.co.uk, untuk menghormati penguin rockhopper yang tak terhitung jumlahnya di pulau itu.

Kurangnya predator juga berarti bahwa beberapa burung menjadi tidak dapat terbang, seperti Pulau Inaccessible, salah satu dari banyak spesies endemik khas kepulauan.

Tak Ada Buah datn Sayur tapi Lobster

Tinggal di pulau paling terpencil di dunia itu membuat Anda tidak perlu melakukan isolasi - karena letak geografi telah melakukannya dengan baik.

"Walaupun tidak ada Covid-19 di pulau bukan berarti kami tidak terkena pandemi," kata penduduk Fiona Kilpatrick.

Lockdown di Afrika Selatan membuat kapal yang biasanya membawa barang ke pulau tersebut tidak dapat meninggalkan dermaga di Cape Town.

"Rantai pasokan menjadi sangat terdampak akibat Covid," kata Alasdair, yang masih sering menghubungi bekas tetangganya.

"Mereka sudah lama kehabisan buah dan sayuran," tambahnya.

"Hal ini biasa terjadi, tetapi kali ini, siapa yang tahu kapan pasokan segar akan dikirimkan dengan situasi saat ini."

Yang selalu berlimpah di sini adalah lobster Tristan, spesies lobster lokal batu air dingin yang ditangkap dan dibekukan oleh penduduk pulau, dan bila dapat diekspor, menyumbang 70 persen pendapatan TDC.

Para pemukim pertama tiba di Tristan pada tahun 1800-an, dan banyak orang masih menggunakan nama belakang mereka.

Kelahiran Seorang Bayi

Tetapi yang lebih dramatis, efek samping yang tak terduga dari dampak Covid-19 di Tristan da Cunha adalah kelahiran bayi di pulau itu untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

"Sebelumnya, untuk menghindari komplikasi, wanita biasanya melakukan perjalanan ke Afrika Selatan sebelum waktunya untuk melahirkan.

Tetapi dengan penutupan Afrika Selatan dan komunikasi dihentikan, bayi tersebut harus dilahirkan di Tristan," kata Alasdair.

Kondisi ibu dan anaknya sehat.

Penduduk setempat sangat senang menyambut penghuni baru pulau itu.

Permukim pertama Tristan tiba pada awal 1800-an, dan meskipun populasinya berfluktuasi sejak itu, dalam beberapa dekade terakhir jumlahnya terus menurun.

"Selama saya tinggal di sana, 15 orang meninggal karena usia tua, tetapi hanya dua yang lahir," kata Alasdair.

"Dengan populasi yang menua dan jumlah yang menyusut, kelahiran ini adalah peristiwa yang sangat bagus."

Ketika penjelajah Portugis Tristão da Cunha berlayar melewatinya pada tahun 1506, laut yang ganas mencegahnya untuk berlabuh, tetapi dia menamai pulau-pulau itu dengan namanya.

Lalu ada kabar baik lagi yaitu, "Dari tiga gadis yang dikirim ke Inggris untuk menyelesaikan sekolah menengah, salah satunya akan melanjutkan ke pendidikan tinggi," kata Alasdair.

Ini akan menjadikannya sebagai perempuan muda pertama di pulau itu yang kuliah ke universitas (meskipun sebelumnya ada seorang Tristanian lulus melalui pembelajaran jarak jauh).

Jika Anda menghargai keterpencilan dan Anda mungkin tergoda untuk pindah ke sana, berhati-hatilah karena kemungkinan besar Anda tidak akan berhasil.

"Majelis Pulau Tristan harus menyetujui siapa pun yang ingin pindah ke sana secara permanen," kata Alasdair.

"Dan sebagian besar pelamar biasanya ditolak."

.

.

.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pulau Paling Terpencil di Dunia, Tak Terjamah Virus Corona dan Bisa Dengar Suara Rumput

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved