PILKADA BINTAN

KTP Selesai, Calon Bupati Bintan Alias Wello Resmi Jadi Warga Kampung Mentigi Laut

Sesuai KTP baru, Alias Wello tercatat sebagai penduduk di Jalan Imam Bonjol, Kampung Mentigi Laut, RT 002 RW 001, Kelurahan Tanjunguban Kota, Bintan

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
WARGA BINTAN - Calon Bupati Bintan, Alias Wello resmi berstatus sebagai warga Bintan. Ia pindah dari Lingga ke Bintan 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Calon Bupati Bintan, Alias Wello resmi menyandang status sebagai warga Bintan.

Setelah ditetapkan menjadi Calon Bupati Bintan, AWe, sapaannya langsung mengurus dokumen kependudukan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bintan.

Setelah beberapa hari berikutnya, Disdukcapil Bintan menerbitkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Alias Wello, pada Rabu (7/10/2020) kemarin.

Sesuai dengan identitias di KTP, Alias Wello tercatat sebagai penduduk di Jalan Imam Bonjol, Kampung Mentigi Laut, RT 002 RW 001, Kelurahan Tanjunguban Kota, Kecamatan Bintan Utara.

AWe menuturkan, dia memang sudah lama berencana pindah ke Bintan.

Calon Bupati Bintan Alias Wello Janji Naikkan Gaji Anggota BPD Bintan Menyamai Lingga

Calon Bupati Bintan Alias Wello dan Wakilnya Borong Kue di Pasar Barek Motor Bintan

"Dengan sudah pindahnya saya di Bintan, ini sebagai bentuk totalitas mengabdi ke warga Bintan, jika dipercayakan dalam Pilkada 2020," terangnya, Kamis (8/10/2020).

AWe juga memberitahu, untuk proses pengurusan administrasi surat pindah dari Lingga ke Bintan itu memakan waktu seminggu.

"Kurang lebih sekitar satu minggu untuk mengurus surat pindah dari Lingga ke Bintan," ungkapnya.

Awe menambahkan, ia sudah membeli rumah sederhana di Kampung Mentigi. Dalam waktu dekat AWe akan menetap di rumahnya yang berada di Mentigi tersebut.

"Alhamdulillah keluarga juga setuju untuk pindah ke Tanjunguban, dan dalam waktu dekat akan segera pindah ke sana," tutupnya.

Pilkada Bintan tahun 2020 ini diikuti dua pasangan calon (paslon) kepala daerah. Yakni pasangan Apri Sujadi dan Roby Kurniawan dan pasangan Alias Wello dan Dalmasri Syam.

Beli Rumah Panggung di Kampung Mentigi

Sebelumnya diberitakan, saat masih berstatus bakal calon Bupati Lingga, Alias Wello telah membeli sebuah rumah panggung di Kampung Mentigi, Kelurahan Tanjunguban Kota, Bintan Utara, Bintan.

Rumah panggung berukuran sekitar 7 x 5 meter yang dibeli AWe, sapaannya itu tak berbeda jauh dari rumah warga di sekitarnya.

Tiangnya terbuat dari beton dan bagian atasnya seperti lantai dan dinding terbuat dari kayu yang sudah dimakan usia.

AWepun menegaskan, tak lama lagi dia akan berdomisili di Bintan.

Diketahui, Alias Wello dan Dalmasri Syam akan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bintan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bintan 2021-2024.

Untuk memudahkan pergerakannya menjangkau masyarakat yang membutuhkan pelayanan, AWe membeli sebuah rumah yang diberinya nama 'Rumah Perubahan'.

"Insya Allah, dalam waktu dekat, saya sudah berdomisili di Bintan. Saya sudah membeli 1 unit rumah panggung di Kampung Mentigi," ungkap AWe ketika dikonfirmasi Minggu (30/8/2020).

AWe mengaku tak risih tinggal di rumah yang jauh dari kata layak untuk ukuran seorang pejabat dan berbaur dengan masyarakat meski statusnya saat ini masih menjabat sebagai Bupati Lingga.

"Tak ada yang perlu dibangga-banggakan. Bupati itu juga manusia biasa. Seorang Alias Wello itu, ya begini orangnya. Juga terlahir dari orang tua dengan kondisi yang sangat terbatas," katanya.

AWe menceritakan masa kecilnya yang suram karena hanya mengandalkan penghasilan dari seorang bapak dengan status sebagai pekerja rendahan di PT. Timah yang beroperasi di Singkep, Kabupaten Lingga.

"Umur 13 tahun saya sudah ditinggal ibu dengan 5 orang adik yang masih kecil-kecil. Bapak saya buta huruf. Bayangkan, apa yang harus dibuat dalam kondisi seperti ini? Ya, saya jualan kue," katanya.

Sebagai anak tertua, tak jarang AWe berperan sebagai ibu untuk 5 orang adik-adiknya yang masih kecil. Setiap pagi sebelum pergi sekolah, AWe harus memastikan adik-adiknya sudah mandi dan memberinya sarapan.

"Ya, itulah sekilas kehidupan saya di masa kecil yang sangat membekas dan selalu menjadi spirit dalam setiap perjuangan saya menapaki kehidupan. Jadi, dalam kondisi dan status apapun, saya sudah terbiasa," kisahnya.

Sementara itu, untuk menuju rumah yang diberi nama oleh AWe sebagai "Rumah Perubahan" itu, pengunjung harus berjalan kaki di atas pelantar beton dan kayu sekitar 100 meter.

"Rumah itu saya beri nama Rumah Perubahan. Tak perlu mewah-mewah. Yang penting, ada tempat untuk istirahat dan mengikat speedboat," jelasnya.

(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved