PENANGANAN COVID

Baru Dapat dari Media, Kadinkes Batam Tunggu Informasi Resmi Distribusi Covid-19

Meski begitu, Kadinkes Batam berharap vaksin itu segera hadir di Batam. Sebab hingga saat ini, pasien COVID-19 di Batam terus bertambah.

Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
VAKSIN COVID-19 - Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). Kadinkes Kota Batam masih menunggu informasi resmi mengenai distribusi vaksin Covid-19 di Batam. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi masih menunggu informasi resmi terkait distribusi vaksin Covid-19.

Dari informasi yang ia peroleh dari media, ketersediaan vaksin Corona tersebut diproduksi tidak dalam jumlah banyak.

Pemerintah Indonesia menyebutkan jika pasokan vaksin COVID-19 mulai tersedia pada November 2020 seiring dengan kapasitas produksi sejumlah produsen vaksin yang bekerja sama dengan Indonesia.

Berdasarkan informasi itu, produsen Sinovac dan Sinofarm tahap awal ini kata Didi hanya 1.5 juta dosis vaksin saja.

Meski begitu, ia berharap vaksin itu segera hadir di Batam. Sebab hingga saat ini, pasien COVID-19 di Batam masih saja ada.

"Iya cuma tak banyak. Info itu kami dapat juga dari media," kata Didi, Senin (12/10/2020).

Ketersediaan vaksin itu dipastikan dalam pertemuan delegasi Indonesia yang terdiri atas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat bertemu dengan pimpinan perusahaan produsen vaksin COVID-19 yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac di China, Sabtu (10/10) lalu.

Dalam keterangannya disebutkan jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.

Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose/dosis tunggal vaksinasi) pada November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.

Sementara G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose/dua dosis vaksinasi) tahun ini, dan yang 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020.

Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Pjs Wali Kota Batam Bentuk Pelatihan Massal

Penjabat sementara (Pjs) Wali kota Batam, Syamsul Bahrum membentuk pelatihan massal (training of trainer) untuk vaksin Covid-19.

Ini dibuat mengingat banyaknya penduduk Kota Batam yang wajib divaksin Covid-19, sementara jumlah tenaga kesehatan (nakes) tidak memadai.

Baca juga: Siapa Saja yang Dapat Vaksin Covid-19 Gratis? Begini Kata Menkes Terawan

Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Luhut ke China, Bahas Investasi dan Vaksin Covid-19

VAKSIN COVID-19 - Menteri Perekonomian RI, Airlangga Hartarto bersama sejumlah menteri di acara Rakorpim Komite PC-PEN, Sabtu (26/9/2020).  Airlangga Hartarto menuturkan, terkait vaksin Covid-19 saat ini pemerintah sedang menyelesaikan Roadmap Rencana Nasional, dan Rancangan Peraturan Presiden mengenai pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
VAKSIN COVID-19 - Menteri Perekonomian RI, Airlangga Hartarto bersama sejumlah menteri di acara Rakorpim Komite PC-PEN, Sabtu (26/9/2020). Airlangga Hartarto menuturkan, terkait vaksin Covid-19 saat ini pemerintah sedang menyelesaikan Roadmap Rencana Nasional, dan Rancangan Peraturan Presiden mengenai pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. (TRIBUNBATAM.ID/ALFANDI SIMAMORA)

Dengan pelatihan massal ini, ia berharap pendistribusian vaksin Covid-19 ini bisa merata dan efektif.

"Anggaplah sekarang kita mau bertempur, tentu harus punya tentara yang terlatih.

Berapa jumlah tenaga kesehatan kita. Mereka kami butuhkan. Training of Trainer ini satu angkatan kalau tak salah ada 150 kata Bapelkes.

Kalau pelatihan 150 orang berapa lama waktunya. Kalau 1 hari tak apa. Kalau butuh waktu yang lama gimana," ujar Syamsul, Jumat (9/10/2020).

Ia khawatir, apabila tidak dipersiapkan dari awal, pendistribusian vaksin tidak maksimal. Maka akan ada pelatihan massal (Training of Trainer).

Pihaknya juga menyiapkan tempat pelaksanaan titik-titik vaksin. Dengan jumlah penduduk 1.3 juta orang, pihaknnya harus menyiapkan vaksin 1,5 juta.

"Nanti orang kita latih dan dia akan melatih yang lainnya. Saya harap 1 orang kita latih, bisa membuat kelas baru dengan melatih 30 orang.

Setelah itu siapa yang jadi prioritas. Misalnya pertama tenaga medis, kedua orang yang penyakit bawaan.

Nah, yang tahu data punya penyakit bawaan ini ada di dokter recordnya," tuturnya.

Sementara itu untuk anggaran, pihaknya mengambil dari 4 sumber. Selain bersumber dari APBN, APBD Provinsi Kepri, APBD Kota Batam, dan BP Batam.

"Setahu saya Perpres juga mengatur biaya untuk vaksin," katanya.

Semua stakeholder saat ini masih sibuk dengan penanganan kasus Covid-19 yang jumlah pasiennya semakin meningkat.

Pjs Wali kota Batam, Syamsul Bahrum mengungkapkan salah satu tugasnya itu melandaikan kasus Covid dan meningkatkan kesembuhan.

Menurutnya penurunan kasus terjadi apabila sudah ada vaksin.

"Ternyata sudah ada keluar Peraturan Presiden Nomor 99 tahun 2020, pada 5 Oktober lalu saat HUT TNI," ujar Syamsul saat berada diruangannya, Kamis (8/10/2020) lalu.

Diakuinya peraturan tersebut mengatur tentang pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19. Berarti PP ini wajib dilaksanakan setiap wilayah di Indonesia.

Lantas apa agenda kedepan terkait pelaksanaan vaksinasi ini? Pertama, Syamsul akan membuat 2 SK (Surat Keputusan) Wali kota atas dasar tingkat PP tersebut.

Pertama SK Walikota tentang pembentukan Sub Tim Gugus Tugas. Kedua pembentukan SK Walikota tentang pelaksanaan vaksinasi itu sendiri.

"Kami mencari dasar hukumnya dulu. Setelah itu kita akan mudah memasukkan kedalam APBD 2021. Kemudian kita bentuk timnya," ujar Syamsul.

Ia menyebutkan tim ini akan dipimpin langsung oleh Ketua Gugus Tugas dan penanggungjawab operasionalnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri. Anggotanya seluruh rumah sakit, Puskesmas, Bapelkes, Posyandu dan lainnya.

Selain itu didukung oleh Dinas terkait. Seperti Camat, Diskominfo, Dinas Bagian Umum. Setelah itu, yang ketiga akan ada pembagian kerja setiap masing-masing tim.

Ketika vaksin datang akan ada pembagian kerja.

Keempat adalah agenda. Ketika SK Walikota terbit akan ada langkah-langkah yang dilakukan.

"Selanjutnya ada persiapan lokasi. Misalnya Puskesmas atau Puskesmas pembantu," ujarnya.

Diakuinya untuk imunisasi massal ini, satu dokter atau perawat hanya bisa memvaksin 50 orang saja. Oleh sebab itu pihaknya akan membuat skema training of trainer.(TribunBatam.id/Leo Halawa/Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved