BATAM TERKINI
GAS 3 Kg Langka, Pjs Walikota Batam Syamsul Bahrum Minta Disperindag dan Tim Terpadu Sidak Lapangan
Ada indikasi panic buying atau membeli karena panik terjadi kelangkaan, sehingga kuat dugaan warga memborong stok dari pangkalan ke rumah tangga.
Editor : Tri Indaryani
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Penjabat Sementara (Pjs) Walikota Batam, Syamsul Bahrum mengatakan, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tak hanya di Batam saja, melainkan juga wilayah Tanjungpinang.
Menurutnya kelangkaan ini disebabkan masyarakat merasakan "panic buying"
"Sebenarnya sidak ini karena psikologis warga saja. Selama ini membeli satu, gara-gara dengar langka dia stok jadi lebih dari satu. Sehingga penumpukkannya di masyarakat sendiri," ujar Syamsul usai Paripurna, Senin (12/10/2020).
Diakuinya, menangani persoalan ini, ia sudah membuat 2 tim.
Pertama, Tim Penertiban dan Penindakan yang dipimpin oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Salim yang berkoordinasi dengan Polresta Barelang untuk melakukan Sidak.
Kedua Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam.
"Sebenarnya pihak distributor tak mungkin menahan-tahan. Pertamina, masyarakat dan agen harus ditelusuri. Pak Gustian memetakan kenapa bisa langka, berapa kebutuhan masyarakat dan lainnya," kata Syamsul.
Ia menyesalkan adanya kelangkaan ini sejatinya belum moment hari besar. Seperti Hari Raya Idul Fitri ataupun Natal.
Baca juga: Pasokan Lancar Tapi Gas 3 Kg di Masyarakat Disebut Langka, Pertamina Batam Ungkap Penyebabnya
Sementara itu, Pertamina Provinsi Kepri membantah kalau stok elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon di Batam terjadi kelangkaan.
Alasannya, kuota penyaluran gas melon masih mencukupi.
Sales Branch Manajer Pertamina Kepri, William Handoko, mengatakan hingga September lalu, penyaluran gas melon bersubsidi baru menyentuh angka sebanyak 26.732 ton.
Jumlah itu hampir menyentuh target penyaluran tabung gas melon sebanyak 27 ribu ton lebih untuk 2020 ini.
Untuk di Batam sendiri, kata dia, rata-rata pasokan gas melon yang didistribusikan setiap harinya ke masyarakat mencapai 38 ribu hingga 39 ribu tabung.
Jumlah tersebut, dinilai sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan elpiji 3 kg untuk masyarakat Batam sehari-hari.