BATAM TERKINI

WARGA Resah, DPRD Minta Disperindag dan Pertamina Selesaikan Kelangkaan Gas 3 Kg di Batam

DPRD Batam minta Disperindag dan Pertamina segera menyelesaikan kelangkaan gas 3 kg. Pasalnya warga mulai resah dengan kondisi ini.

TRIBUNBATAM.id/IAN SITANGGANG
Sudah tiga minggu warga Batuaji dan Sagulung mengaku kesulitan mencari gas tiga kilogram, namun belum tentu mendapatkan gas tersebut. 

Ia menyesalkan adanya kelangkaan ini sejatinya belum moment hari besar. Seperti Hari Raya Idul Fitri ataupun Natal.

Baca juga: Pasokan Lancar Tapi Gas 3 Kg di Masyarakat Disebut Langka, Pertamina Batam Ungkap Penyebabnya

Sementara itu, Pertamina Provinsi Kepri membantah kalau stok elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon di Batam terjadi kelangkaan.

Alasannya, kuota penyaluran gas melon masih mencukupi.

Sales Branch Manajer Pertamina Kepri, William Handoko, mengatakan hingga September lalu, penyaluran gas melon bersubsidi baru menyentuh angka sebanyak 26.732 ton.

Jumlah itu hampir menyentuh target penyaluran tabung gas melon sebanyak 27 ribu ton lebih untuk 2020 ini.

Untuk di Batam sendiri, kata dia, rata-rata pasokan gas melon yang didistribusikan setiap harinya ke masyarakat mencapai 38 ribu hingga 39 ribu tabung.

Jumlah tersebut, dinilai sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan elpiji 3 kg untuk masyarakat Batam sehari-hari.

“Makanya, kalau dibilang terjadi kelangkaan elpiji 3 kg, ini yang harus ditelusuri di lapangan,” ujarnya.

Sebab, lanjut William, Pertamina sendiri tidak mengurangi jatah kuota elpiji 3 kg untuk wilayah Batam.

Meskipun, alokasi elpiji 3 kg yang sudah didistribusikan mencapai 99 persen.

Namun, Pertamina bersama instansi terkait, sesegera mungkin akan melakukan pengawasan dan pemantauan langsung ke lapangan terkait kabar yang menyebutkan terjadi kelangkaan untuk mendapatkan elpiji 3 kg ini, baik di tingkat pangkalan maupun pengecer.

“Kalaupun ada masalah ketersediaan stok, itu paling banyak lima pangkalan saja. Hal itu bukan karena kelangkaan, namun pada proses pengiriman elpiji 3 kg mengalami kendala. Kalau untuk kebutuhan rumah tangga dan UMKM, saya jamin cukup kalau tak diselewengkan oleh pihak tak bertanggung jawab,” paparnya.

Menurutnya, ada indikasi panic buying atau membeli karena panik terjadi kelangkaan, sehingga kuat dugaan warga memborong stok dari pangkalan ke rumah tangga.

“Kalau jatahnya satu tabung untuk seminggu, jangan masyarakat belinya sampai tiga tabung dalam seminggu. Sehingga, masyarakat lainnya yang membutuhkan, tak kebagian,” katanya.

Namun kondisi tersebut biasanya hanya bersifat sementara saja. Karena itu, ia kembali meminta warga agar tidak panik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved