HUMAN INTEREST
KISAH Anggie, Polwan Batam Saat Jadi Pasukan Garuda di Afrika, 1,3 Tahun Hidup Bersama Pemberontak
Anggie merupakan seorang anggota Polri di Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan Polresta Barelang Batam yang terpilih jadi pasukan Perdamaian PBB.
Penulis: Beres Lumbantobing |
Di usianya yang masih muda bahkan Anggie sudah menyandang gelar pendidikan master hukum dan dapat kesempatan penugasan sebagai pasukan Garuda Indonesia untuk kontingen perdamaian negara Afrika Tengah.

Hal ini pula yang menjawab kenapa wanita kelahiran Aceh 25 November 1988 ini punya semangat juang yang tinggi.
Layaknya pekerja ulet kebanyakan, Raden Anggie dipanggil Anggie (32) itu tak punya banyak kosa kata untuk menjelaskan detail pengalaman hidup yang dilaluinya.
Jalan hidup memang berbeda, masa depan tak ada yang tahu. Yang Anggie lakukan hanya berusaha dan melaksanakan tugas negara.
Jujur, selalu berprasangka baik dan menghargai semua orang, diakuinya telah membuat dia semakin terlihat muda.
"Jalani dan syukuri aja sih mas. Saya juga nggak tahu, saya bisa jadi orang beruntung terpilih dari ribuan anggota Polri untuk menjadi pasukan Garuda. Yang pasti terus berusaha," ujar Anggie.
Sebelum Anggie mendapat penugasan misi penjaga perdamaian di negara Afrika Tengah, ia merupakan anggota Polri aktif yang bertugas di Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan Polresra Barelang.
Anggie, lulusan Bintara Polri dan sudah 12 tahun mengenakan dinas coklat sebagai anggota polisi. Selama bertugas, ragam posisi ia pernah duduki di wilayah Polda Kepri.
Sembari duduk di kursi kayu panjang, Anggie mulai menceritakan perjalanannya melewati penugasan di Afrika Tengah.
"Panjang banget pasti ceritanya, 1,3 tahun bertugas di Afrika Tengah dan 1,5 tahun persiapan pemberangkatan Pusdik. Jadi total 3 tahun nggak balik ke Batam," ujar Anggie.
Tiga tahun lamanya bukanlah waktu yang singkat, harus berpisah dari keluarga.
Anggie pun terus menceritakan kisahnya jadi waktu itu ada seleksi pasukan Garuda untuk pasukan perdamaian.
Lalu dia putuskan untuk ikut mendaftar seleksi.
"Saya diterima dan segera mengikuti persiapan pendidikan. Saya tau bahwa akan dikirim ke negara dengan kondisi stabilitas keamanan negara yang tidak stabil, dalam hati saya sebenarnya masih deg-deg an waktu itu. Namun saya berpikir bahwa kesempatan tak datang dua kali. Saya pun mengikuti rangkaian seleksinya cukup ketat. Banyak persyaratan dan tentunya skil kemampuan yang dimiliki," katanya.
Bermodalkan pengalaman penugasan 12 tahun jadi anggota Polri, tentunya sudah miliki ijazah dengan gelar master hukum dan sertifikitat beladiri karate tingkat internasional serta kemampuan bahasa inggris.