TRIBUN PODCAST

Perang Udara Pilkada Batam, Pertarungan Rudi-Amsakar vs Lukita-Basyid

Perang udara dianggap cara efektif untuk kampanye di Pilkada Batam, apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang.

ist
PERANG UDARA PILKADA BATAM - Calon Wali kota Batam, Muhamad Rudi (kiri) dan Lukita Dinarsyah Tuwo (kanan) bakal bertarung di Pilkada Batam. Keduanya punya strategi untuk meraih simpati pemilih, termasuk perang udara di Pilkada Batam. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jelang dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Batam, 'perang udara' masing-masing pasangan calon (paslon) menarik untuk dilihat.

Di tengah terpaan pandemi Covid-19, cara ini dianggap sebagai salah satu strategi efektif untuk memaksimalkan kampanye setiap paslon.

Apalagi potensi untuk memaksimalkan pemilih pemula atau akrab disapa milenial cukup besar menggunakan cara tersebut.

Bersama perwakilan tim sukses masing-masing paslon, Purwantoro (Tim Pemenangan Lukita-Basyid) dan Endang Dewi Socowati (Tim Pemenangan Rudi-Amsakar), Tribun Batam berkesempatan membahas strategi 'perang udara' keduanya pada segmen Tribun Podcast.

Dipandu oleh Pemimpin Perusahaan Tribun Batam, Danang Purwoko, dan Manager Online Tribun Batam, Agus Tri Hartanto, perdebatan kedua timses pun cukup panas.

Kedua perwakilan timses ini sepakat, setiap paslon memiliki cara tersendiri untuk membangun citra calon pemimpin Kota Batam ke depannya.

Dilihat dari pembicaraan keduanya, timses Rudi-Amsakar menganggap 'perang udara' memilik potensi cukup besar dalam menjaring calon pemilih. Apalagi mereka yang merupakan generasi milenial.

"Sejak periode pertama, efektivitas media sosial itu cukup tinggi sehingga kami lipat gandakan. Dari evaluasi periode sebelumnya, kami pun berusaha memaksimalkannya untuk tahun ini," ungkap Dewi Socowati menjawab pertanyaan host Tribun Podcast, Rabu (14/10/2020).

Selain ikut menjaring pemilih kategori milenial, dia meyakini jika 'perang udara' yang dilakukan ikut mengedukasi mereka tentang pentingnya edukasi politik sejak dini.

Dan salah satu kegiatan 'perang udara' yang dilakukan pihaknya adalah program Rudi Menyapa (RUPA).

"Ada harapan yang dimunculkan yaitu pemimpin kami juga keren dan mengikuti kemajuan teknologi kok. Dengan media sosial pula kami membantah jika disebutkan perang udara hanya membangun komunikasi satu arah," tambah dia.

Berbeda dengan Dewi Socowati, Purwantoro selaku timses Lukita-Basyid mengaku lebih mengedepankan 'perang darat'.

Baca juga: PILKADA BATAM - Verifikasi Disdukcapil Batam, 316 Warga Lapas Kelas IIA Barelang Punya Hak Pilih

Baca juga: Jelang Pilkada Batam, Polresta Barelang Perketat Pengamanan Kantor Bawaslu Batam

PILKADA BATAM - Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo dan Abdul Basyid nomor urut 1, sedangkan Rudi-Amsakar Achmad nomor urut 2 dalam kontestasi Pilkada Batam 2020.
PILKADA BATAM - Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo dan Abdul Basyid nomor urut 1, sedangkan Rudi-Amsakar Achmad nomor urut 2 dalam kontestasi Pilkada Batam 2020. (TRIBUNBATAM.id/ARGIANTO DA NUGROHO)

Bagi dia, pilihan perang jelang pilkada dilaksanakan hanyalah cara atau pilihan setiap tim saja.

"Kami lebih tertarik untuk langsung ke lapangan. Basis kami adalah mereka yang harus kami kunjungi langsung bukan lewat media sosial," tegasnya mendengar argumen yang dibangun.

Walau demikian, dia mengakui jika efektivitas Facebook turut mempengaruhi kampanye di media sosial.

Akan tetapi, pihaknya tak ingin komunikasi yang dibangun hanya satu arah. Timnya hanya ingin membangun kepedulian terhadap milenial dengan mengikutsertakan mereka dalam pembangunan.

"Bentuk kepedulian itu lebih kepada menganggarkan porsi untuk kegiatan anak muda atau lebih kepada tupoksi pemerintah. Kami tak ingin mencopy paste ide dari lawan," katanya lagi.

Dia percaya, filosofi timnya ibarat peribahasa, air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan.

"Tentu tak ada maksud untuk merendahkan siapapun," sambungnya.

Walau terdapat perbedaan cara, kedua timses ini mengakui jika milenial menjadi pasar menarik pada pelaksanaan Pilkada Batam nanti.

Selain itu, kedua belah pihak meyakini, terdapat tantangan tersendiri untuk merangkul generasi ini.

Sebab, ketidaktahuan milenial dengan kondisi politik dianggap sebagai peluang untuk melibatkan mereka agar lebih peduli terhadap sosok pemimpin ke depannya.

"Tren di Batam lebih banyak peminat Facebook. Selanjutnya adalah Instagram. Dan kedua platform ini yang memang dimaksimalkan," ujar kedua timses sepakat.

Jika timses Rudi-Amsakar membangun citra RAMAH terhadap kedua sosok petahana, timses Lukita-Basyid menyebut jika pihaknya  ingin kedua calon dikenal sebagai pekerja keras.

"Kami yakin bisa menang. Persentase dari hasil survei internal saat ini menyebut peluang menang sebesar 80 persen. Dengan jumlah koalisi 9 partai," ujar Dewi Socowati.

Sementara Purwantoro tak mau kalah. Kata dia, peluang Lukita-Basyid pun cukup besar sebagai sosok pendatang baru.

"Bicara rasional, kami memaksimalkan yang tak memilih lawan kami. Saya yakinkan, Lukita-Basyid adalah sesuatu yang baru dan kami juga bekerja ekstra melawan petahana," timpalnya.(TribunBatam.id/Ichwannurfadillah)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved