Jangan Harap Orang Muda dan Sehat Dapat Vaksin Corona, Tunggu hingga Tahun 2022, Ini Penjelasannya!

Petugas kesehatan, pekerja di garis depan dan orang tua kemungkinan akan ditawari terlebih dahulu vaksin Covid-19

arabnews.com
Warga Uni Emirat Arab antre untuk menjalani uji coba vaksin Sputnik V 

TRIBUNBATAM.ID - Petugas kesehatan, pekerja di garis depan dan orang tua kemungkinan akan ditawari terlebih dahulu vaksin Covid-19.

Adapun orang muda dan yang sehat kemungkinan tidak mendapatkan vaksin Covid-19 hingga tahun 2022.

Baca juga: Harga Vaksin Covid-19 Rp 200 Ribu per Dosis: Itu Tidak Memberatkan Pemerintah

Baca juga: Harga Vaksin Covid-19 Kisaran Rp 200 Ribu

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan pada Rabu (14/10/2020) dikutip CNBC menjelaskan, langkah itu diambil karena imunisasi akan diprioritaskan bagi orang tua dan kelompok rentan terlebih dahulu.

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Shutterstock via Kompas)

Terlepas dari hal itu, kini pihaknya masih merampungkan rincian siapa saja yang menjadi prioritas mendapatkan vaksin Covid-19.

Dan tentu saja, hingga kini belum ada satupun vaksin Covid-19 yang dianggap aman dan efektif oleh WHO, Uni Eropa atau Amerika Serikat.

Baca juga: Akhirnya Kabar Bahagia Itu Datang: Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia Akan Tersedia Bulan Depan

"Orang cenderung berpikir bahwa pada 1 Januari atau 1 April, saya akan mendapatkan vaksin, dan kemudian semuanya akan kembali normal," kata Swaminathan.

"Tidak akan berhasil seperti itu," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa dunia diharapkan memiliki setidaknya satu vaksin yang aman dan efektif pada 2021, tetapi akan tersedia dalam jumlah terbatas.

Baca juga: Uni Emirat Arab Negara Timur Tengah Pertama Setuju Uji Klinis Vaksin Covid-19 Milik Rusia, Sputnik V

Kelompok penasihat strategis yang terdiri dari para ahli imunisasi WHO, atau SAGE, baru-baru ini menerbitkan pedoman untuk negara-negara tentang cara bagaimana memprioritaskan penerima vaksin.

Swaminathan mengungkapkan, saat ini lebih dari 10 vaksin virus corona di seluruh dunia sedang dalam uji klinis tahap akhir.

Ilustrasi Vaksin Ebola yang dikatakan bahwa Singapura akan menggunakannya untuk mengobati pasien covid-19
Ilustrasi Vaksin Ebola yang dikatakan bahwa Singapura akan menggunakannya untuk mengobati pasien Covid-19 (https://www.bioworld.com/)

SAGE akan merilis panduan tentang populasi apa yang paling cocok untuk setiap vaksin dan bagaimana mendistribusikannya secara logistik.

Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Luhut ke China, Bahas Investasi dan Vaksin Covid-19

"Kebanyakan orang setuju bahwa ini dimulai dengan petugas kesehatan dan petugas garis depan, tetapi bahkan kemudian Anda perlu menentukan siapa di antara mereka yang memiliki risiko tertinggi dan kemudian orang tua dan seterusnya," kata Swaminathan.

"Akan ada banyak panduan yang keluar, tapi saya pikir rata-rata orang, orang muda yang sehat mungkin harus menunggu hingga 2022 untuk mendapatkan vaksin," imbuhnya.

Baca juga: Siapa Saja yang Dapat Vaksin Covid-19 Gratis? Begini Kata Menkes Terawan

Seperti WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan sedang bersiap untuk memprioritaskan komunitas berisiko tertentu.

AS secara independen telah mengamankan ratusan juta dosis dari enam perusahaan dengan potensi vaksin yang sedang dikembangkan.

Pejabat tinggi kesehatan AS telah mengatakan bahwa AS dapat memiliki dosis yang cukup untuk memvaksinasi setiap orang Amerika pada musim semi 2021, dengan distribusi terbatas untuk kelompok prioritas yang berpotensi dimulai tahun ini.

Warga Uni Emirat Arab antre untuk menjalani uji coba vaksin Sputnik V
Warga Uni Emirat Arab antre untuk menjalani uji coba vaksin Sputnik V (arabnews.com)

Pejabat tinggi WHO telah memperingatkan negara-negara agar tidak mengamankan dosis vaksin untuk warganya sendiri seperti yang telah dilakukan AS dan China.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hal itu sebagai nasionalisme vaksin.

Baca juga: Perpres Pelaksanaan dan Pengadaan Vaksin Covid-19 Sudah Diteken Presiden Jokowi

Sebaliknya, WHO telah meluncurkan apa yang mereka sebut program COVAX untuk menjamin akses yang adil terhadap pasokan dosis vaksin untuk seluruh dunia.

Lebih dari 170 negara, termasuk China dan Inggris, telah berinvestasi di fasilitas tersebut, yang memberi manfaat pengembangan vaksin di seluruh anggotanya.

"Kami perlu memastikan bahwa kami memvaksinasi mereka yang paling berisiko di setiap negara sebelum kami memvaksinasi semua orang di beberapa negara," kata Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis di WHO Maria Van Kerkhove.

Baca juga: Uni Emirat Arab Negara Timur Tengah Pertama Setuju Uji Klinis Vaksin Covid-19 Milik Rusia, Sputnik V

"Sebagian dari itu tidak hanya karena komitmen pemerintah, tetapi juga pemahaman individu yang mengatakan, 'Saya orang yang lebih muda.

Saya tidak memiliki kondisi yang mendasarinya.

Saya mungkin perlu menunggu agar kakek nenek saya bisa mendapatkan vaksin'," lanjutnya.

Tetapi semua rencana distribusi itu tentu saja bergantung pada apakah sudah ada vaksin yang aman dan efektif.

Masalah Keamanan

Komentar WHO muncul beberapa hari setelah Johnson & Johnson menghentikan sementara uji coba vaksin tahap akhir mereka karena masalah keamanan.

China memiliki empat vaksin Covid-19 dalam tahap akhir uji klinis.
China memiliki empat vaksin Covid-19 dalam tahap akhir uji klinis. (AFP)

Sementara uji coba tahap akhir AstraZeneca di AS masih ditunda setelah dihentikan bulan lalu.

Menurut pejabat kesehatan, penghentian sementara dalam uji klinis seperti itu biasa terjadi.

Hal itu menunjukkan bahwa badan pengatur mengambil tindakan pencegahan keamanan yang tepat dalam mengembangkan vaksin.

Baca juga: Melalui COVAX, China Teken Perjanjian Bakal Distribusikan Vaksin Covid-19 ke Negara-negara Miskin

Van Kerkhove menekankan bahwa meski tanpa vaksin, dunia memiliki alat untuk menghentikan penyebaran virus corona sekarang.

"Saat ini kami memiliki alat yang dapat mencegah peristiwa amplifikasi," ucapnya.

Katanya mengenakan masker, menghindari keramaian dan sering mencuci tangan diyakni dapat memperlambat penyebaran.

Baca juga: Tenaga Kesehatan Kurang, Ini Cara Distribusi Vaksin Covid-19 di Batam agar Merata

"Kami dapat mengatasi virus dan di banyak negara mereka telah mengendalikan penularan," pungkasnya.

.

.

.

(*)

Jangan Harap Orang Muda dan Sehat Dapat Vaksin Corona, Tunggu hingga Tahun 2022, Ini Penjelasannya!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Orang Muda yang Sehat Bisa Tidak Dapat Vaksin Corona hingga 2022, Apa Alasannya?

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved